Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revolusi Ahlak ala Rizieq Shihab Memang Top

12 November 2020   10:43 Diperbarui: 12 November 2020   10:57 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti misalnya jujur, berkeadilan, rela berkorban untuk orang lain, sopan dan santun seperti cara kita bertutur kata yang harus disampaikan dengan cara yang baik tanpa menyakiti siapapun, bagaimana kita memperlakukan manusia dan mahkluk ciptaan Allah yang lain dan banyak lagi yang lainnya

Sementara Akhlakul Mazmumah adalah akhlak tercela yang harus dihindari oleh seluruh muslim, seperti misalnya sombong, iri, dengki, takabur, menyakiti dan merugikan orang lain atau aniaya, dan lain sebaginya.

Tentu saja yang dimaksud dalam revolusi akhlak oleh Rizieq Shihab itu ialah mengubah Akhlak Mazmumah yang masih ada dan di lakukan oleh masyarakat Indonesia menjadi Akhlakul Karimah yang diridhoi oleh Allah SWT.

Istilah dan tujuan yang keren ini akan menjadi lebih baik apabila tidak dibumbui dengan konotasi politis yang dimaksudkan untuk mendiskreditkan pihak yang berseberangan dengan mereka.

Kita semua tahu, bagaimana sikap dan posisi Rizieq Shihab beserta FPI dan sejumlah organisasi afiliasinya terhadap pemerintahan saat ini.

Revolusi akhlak yang didengungkan ini akan lebih mendapat tempat dihati masyarakat Indonesia apabila diletakan dalam posisi netral sebagaimana mestinya

Artinya revolusi akhlak ini tak hanya ditujukkan pada pemerintah dan digunakan sebagai jargon baru untuk menyerang pemerintah, tapi harus lebih luas dari itu terutama untuk mengubah praktek kehidupan kita sehari-hari menjadi lebih baik.

Revolusi akhlak ala Rizieq Shihab ini bakal lebih mengena  jika digabungkan dengan bahasa  yang kerap di narasikan oleh salah satu ulama kondang asal Bandung Abdullah Gymnastiar atau lebih dikenal dengan AA Gym, mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai saat ini.

Bagaimana mungkin didengar ketika kita mengingatkan orang untuk berbuat  adil sementara kita memperlakukan orang dengan cara yang tidak adil.

Tak perlu juga dengan lantang kita menunjuk-nunjuk pihak lain yang harus di revolusi akhlaknya sementara akhlak kita sendiri belum ter-revolusi menjadi lebih baik.

Misalnya, FPI yang banyak dikenal dan dicitrakan oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai organisasi Islam yang memperlakukan orang yang tak sehaluan dengan mereka dengan sangat keras dan kasar, kerap melakukan tindakan-tindakan yang dianggap menafikan toleransi.

Dengan revolusi akhlak yang dicanangkannya,  FPI berubah menjadi organisasi yang penuh kasih, mengingatkan dan menyampaikan dakwahnya dengan santun  tanpa harus menyakiti dan menghina orang lain.

Lantas ketika frasa intoleran yang melekat pada mereka karena tak menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan bisa menjadi toleran. 

Dengan memulai dari diri sendiri, saya sangat yakin revolusi akhlak yang dicanangkan oleh Rizieq Shihab dan FPI-nya bakal mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Indonesia.

Namun, jika kemudian ternyata revolusi akhlak ini dijadikan sebagai semacam narasi untuk menyerang secara politis pihak yang berseberangan dengan mereka. Maka esensi revolusi akhlak itu menjadi kehilangan maknanya, revolusi akhlak bakal menjadi jargon kosong belaka seperti jargon politik berbungkus agama yang banyak dijual para politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun