Berbeda dengan Biden ia lebih tenang, lewat pidato dihadapan para pendukungnya di kediamannya di Delaware ia hanya mengingatkan untuk bersabar hingga penghitungan suara berakhir.
Pemilu Presiden AS kali ini memang luar biasa seru, persaingan antar keduanya begitu ketat, polarisasi terjadi sangat tajam.
Saya sempat menanyakan secara langsung bagaimana situasi dan suasana saat pemilu ini berlangsung kepada salah satu Kompasianer yang tinggal di AS, Mba Widz.
"Seperti di Indonesia saat Pilpres 2019, its UGLY"ujarnya.
Ya mungkin itu tadi karena polarisasinya sangat tajam membuat kita merasa tidak nyaman. Tentunya kita di Indonesia merasakan hal yang sama saat Pilpres 2019 lalu.
Bagaimana masyarakat menjadi terbelah begitu rupa , bahkan residunya terasa hingga saat ini.Â
Namun dalam saat bersamaan pemilu yang tingkat polarisasinya tinggi biasanya akan menghasilkan tingkat partisipasi yang sangat tinggi.
Pemilu di AS 2020 ini pun demikian, menurut banyak pengamat, pemilu di AS kali ini merupakan pemilu dengan tingkat partisipasi paling tinggi yang pernah terjadi.
Masyarakat AS pada Selasa dini hari waktu setempat telah mulai mengantri untuk menunaikan haknya dalam memilih, antrian pun mengular.
Padahal early voting yang dilakukan melalui surat sudah dilakukan, disebagian negara bagian sudah dilakukan sejak 1 bulan lalu. Tapi judgment day-nya yah tanggal 3 November 2020 lalu.
Pemilu di AS itu selalu dilakukan pada Selasa pertama pada bulan November tahun pemilihan dan dilaksanakan 4 tahun sekali.Â