Sempat terjadi tarik menarik kekuatan hingga akhirnya pada 10 Mei 1998 mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR dan kerusuhan terjadi disejumlah kota besar di Indonesia termasuk Jakarta.
Kerusuhan ini dipicu oleh tertembaknya 4 orang Mahasiswa Universitas Trisakti di Kampusnya di Jalan Kyai Tapa, Grogol Jakarta Barat.
Akhirnya setelah tekanan membesar dan para anggota kabinetnya menolak dipilih menjadi menteri serta berpalingnya beberapa orang kepercayaannya Soeharto memutuskan berhenti dari jabatannya.
Kemudian jabatan Presiden dipegang oleh Wakil Presiden nya saat itu BJ. Habibie. Saat itu lah kembali sebuah rezim tumbang oleh gelombamg unjuk rasa yang dimotori oleh mahasiswa seperti pada tahun 1966.
Orde berganti menjadi Orde Reformasi, 22 tahun sudah kejadian itu berlalu. Tak pelak lagi mahasiswa bisa disebut sebagai agen perubahan yang nyata.
Ketika beberapa tahun belakangan mereka kembali turun ke jalan untuk merespon beberapa kebijakan pemerintah yang dianggap tak menguntungkan rakyat kebanyakan, pemerintah dan aparat keamanan terlihat sangat hati-hati menyikapinya.
Karena bisa jadi aksi mereka bakal menimbulkan gelombang politik yang cukup berdampak bagi pemerintahan.Â
Namun isu yang menjadi permasalahan masih terbatas efeknya pada sekelompok masyarakat saja hingga, rakyat tak solid dan cenderung terbelah.
Momen seperti 1966 dan 1998 itu kan memang sudah matang untuk pergantian sebuah rezim berbeda dengan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H