Tak hanya di level elite, di akar rumput pun keputusan PSBB total Anies ini ditanggapi berbeda yang membuat masyarakat menjadi terbelah antara yang menyetujui dan menolaknya.
Belakangan berbagai flatform media sosial dipenuhi komentar-komentar pro kontra terkait rencana pemberlakuan kembali PSBB jilid 2 yang akan diterapkan Senin 14 Septembet 2020 besok.
Dari seluruh perdebatan itu sepertinya ada kondisi yang mempertentangkan antara kesehatan dan ekonomi. Padahal semestinya keduanya bisa berjalan beriringan asalkan ketika beraktivitas ekonomi masyarakat melakukannya dengan menaati protokol kesehatan.
Seperti diketahui Anies Baswedan memberlakukan kenbali PSBB total karena pertumbuhan kasus positif baru Covid-19 di DKI sudah dalam level yang mengkhawatirkan.
Kondisi ini menurut Anies jika dibiarkan bakal membuat fasilitas kesehatan di DKI kewalahan. Dalam perhitungannya pada 6 Oktober jumlah kasus positif baru akan berjumlah 4.805 kasus, sementara jumlah ruang yang dibutuhkan untuk menampung ssjumlah itu baru bisa terpenuhi pada 8 Oktober.
Atas dasar inilah kemudian Anies memutuskan untuk menarik rem darurat, sayangnya ia memutuskan hal tersebut tanpa koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam hal ini pemerintah pusat, wilayah-wilayah penyangga ibukota, Botebek dan para pengusaha.
Anies terkesan one man show seolah ketegasan dalam menangani Covid-19 hanya miliknya. Tak heranlah kemudian banyak pihak berpendapat bahwa keputusan PSBB kali ini merupakan upaya Anies Baswedan menaikan nilai tawarnya dalam konstelasi politik nasional.
Ditataran konsep Anies memang hebat, tapi setelah masuk ke dalam fase implementasi biasanya lebih sering berantakan tak sesuai konsepnya.
Selain itu rencana pemberlakuan PSBB total ini seolah menempatkan posisi pemerintah pusat dalam posisi sulit.Â
Jika tak menyetujui, Jokowi dan jajarannya akan dianggap tak serius menangani Covid-19, jika menyetujui pun mereka tak akan dapat apresiasi apapun karena mereka hanya dianggap follower saja, lantaran inisiasi dilakukan Anies Baswedan.
Padahal kita tahu Anies Baswedan dipersonifikasikan oleh pihak yang berseberangan dengan pemerintah Jokowi sebagai simbol perlawanan.