Sherlock Holmes tokoh karakter detektif rekaan yang sudah bukan lagi merupakan "tokoh rekaan", Sherlock Holmes sepertinya sudah dianggap karakter detektif yang ada di dunia nyata.
Bagi saya dan mungkin sebagian orang karakter Sherlock Holmes sudah melebihi nama besar sang penciptanya saking terkenalnya tokoh detektif tersebut.
Padahal Sherlock Holmes adalah tokoh detektif rekaan milik Sir Arthur Conan Doyle, seorang penulis bergenre fiksi detektif dan ilmiah asal Skotlandia.
Sir Arthur Conan Doyle telah menulis kisah petualangan detektif Sherlock Holmes  bersama pasangan setianya Dr. John H. Watson sebanyak 60 cerita.
Tokoh detektif yang dingin, cerdas, logis dan penuh kalkulasi ini ditulis Doyle karena terinspirasi  Profesor. Joseph Bell salah satu dosen yang mengajarnya saat ia menempuh sekolah di Fakultas Kedokteran University of Edinburgh Skotlandia.
Prof. Joseph sangat ahli dalam melakukan diagnosis, hanya dengan memandang, bertanya beberapa kata pada pasiennya, kemudian melakukan deduksi ia mampu memberikan diagnosis yang tepat.
Sementara karakter Dr. Watson dalam Kisah Sherlock Holmes merupakan personifikasi Doyle dalam memandang kasus-kasus yang ditangani Holmes.
Arthur kecil ditengah kehidupannya yang sulit karena kekurangan uang dan ketidakharmonisan keluarganya, mendapat sentuhan kasih sayang yang luarbiasa dari ibunya yang merupakan seorang master story teller.
Ibunya lah yang membawa dia menyukai membaca dan menulis. Memasuki usia remaja ia kemudian dibiayai oleh keluarga besar Doyle yang cukup kaya bersekolah di Jesuit Boarding School di Inggris.
7 tahun di Inggris ia kemudian kembali ke Edinburgh dan melanjutkan sekolah di Fakultas Kedokteran University of Edinburgh.
Di tahun keduanya bersekolah disana ia mulai mencoba hasratnya dalam menulis. Tulisan pertamanya berjudul  The Mistery  of Sasassa yang dipengaruhi oleh karya penulis favoritnya Edgar Alan Poe.
Karyanya tersebut diterima dan diterbitkan oleh salah satu majalah lokal bernama Chamber's Journal. Di tahun yang sama ia menulis kisahnya yang ke-2 bertajuk The American Tale yang diterbitkan oleh London Society
Di tahun ketiganya kuliah, Arthur memutuskan untuk cuti sejenak dan bekerja sebagai tenaga kesehatan di kapal penangkap ikan asal Greenland, Hope of Peterhead yang banyak beroperasi di wilayah laut Arctic.
Tak lama kemudian, ia kembali ke Edinburgh dan melanjutkan kuliahnya. Pengalamannya di kapal tersebut kemudian ia tuangkan menjadi karya tulis pertamanya yang berkisah tentang laut, yang berjudul Captain of The Pole-Star.
Selepas meraih gelar Bachelor ilmu kedokteran dan Master untuk Ahli Bedah, ia mendapat tawaran untuk bekerja sebagai dokter di kapal laut Mayumba, yang memiliki rute Liverpool -Afrika Selatan.
Namun tawaran itu tak ia ambil karena laut Afrika tak menarik minatnya. Meskipun ia saat itu dalam situasi keuangan yang sangat mengkhawatirkan, ia kemudian mencoba mengadu nasib di Plymouth Inggris.
Tak lama, kemudian pada tahun 1882 ia memilih untuk melakukan praktek secara mandiri di Elm Grove, Soutshe Porsmouth Inggris
Di sela -sela waktu prakteknya ia mulai menulis novel pertamanya yang kemudian menjadi cikal bakal tokoh detektif paling terkenal sepanjang masa, Sherlock Holmes.
Awalnya ia memakai nama samaran Tangled Skein dengan 2 tokoh karakter di dalamnya bernama Sheridan Hope dan Ormond Sacker.
Dua tahun kemudian novel pertamanya  ini terbit dengan judul A Study in Scarlet dan kedua nama karakter dalam novelnya tersebut berganti ddngan nama yang sekarang menjadi sangat terkenal Sherlock Holmes dan Dr John. H Watson.
Dan setelah itu nama Sherlock Holmes menjadi sangat terkenal, namun anehnya tokoh karakter ini lebih terkenal di Amerika Serikat di banding negeri asal penulisnya, Inggris.
Tapi dalam perjalanannya kemudian karakter Sherlock Holmes  ini menjadi sangat disukai dan digemari juga di Inggris, nama Sherlock Holmes begitu terkenal melebihi sang penciptanya.
Kepopuleran tokoh Sherlock Homes ini membuat pikiran Arthur Conan Doyle terkungkung dari hal-hal yang positif, sampai ia memutuskan untuk mematikan tokoh tersebut saat ituÂ
Meskipun niat tersebut ditentang keras oleh ibunya tapi ia tetap melakukannya. Dalam kisah yang berjudul The Final Problem, yang terbit pada tahun 1893 Sherlock Holmes bersama musuh bebuyutannya John Moriarty diceritakan tewas dalam pertarungn yang berujung kematian keduanya di air terjun Reichenbach.
Ketika tokoh Sherlock Holmes ini dimatikan, para penggemarnya meradang mereka melalui berbagai surat bahkan beberapa diantaranya melakukan teror meminta Arthur  menghidupkan kembali Sherlock Holmes.
Tak bergeming karena Arthur Conan Doyle menganggap itu merupakan keputusan terbaiknya, sampai akhirnya Penguasa Inggris saat itu Raja Edward  VII yang juga merupakan salah seorang penggemar berat Sherlock Holmes, memanggilnya ke Istana dan meminta kepadanya untuk menghidupkan kembali tokoh Sherlock Holmes.
Tak kuasa menentang permintaan sang Raja, pada tahun 1901 ia kembali menghidupkan Sherlock Holmes lewat novelnya The Hound of Bakersvilles.Â
Sejak saat itu nama Sherlock Holmes menjadi lebih berkibar bahkan melebihi nama kreatornya. 60 kisah yang berupa novel dan tulisan pendek yang berkisah tentang Sherlock Holmes di tulis Sir Arthur Conan Doyle.
Tokoh Sherlock Holmes tak hanya dikenal dalam tulisan namun juga di dunia film, panggung-panggung teater bahkan games, hingga saat ini.
Tokoh yang dikenal eksentrik, penuh intrik, cerdas dan sangat logis dengan pendekatan deduktif ini menjadi semacam standar dalam penulisan tokoh detektif dalam sebuah cerita fiksi.
Tak dapat dipungkiri karya-karya Agatha Christie pun sangat diinspirasi oleh tokoh  Sherlock Holmes ini. Hercule Poirot tokoh rekaan milik Agatha sangat mirip dengan Sherlock ketika memecahkan kasus-kasusnya. Walaupun ada perbedaan secara personaliti
Kemudian tokoh Conan dalam komik Jepang yang kemudian diadaptasi menjadi anime yang sangat sukses, mengambil tokoh Sherlock Holmes sebagai acuan dan inspirasinya.
Sudah ratusan episode tokoh Sherlock Holmes di filmkan sejak tahun 1939 hingga saat ini, dengan berbagai pendekatan.
Entah berapa banyak tulisan yang berkaitan dengan Sherlock Holmes ditulis oleh seluruh penulis di dunia.
Sherlock Holmes seperti sebuah tokoh yang hidup nyata sehingga berbagai analisa tentang karakter dan keahlian deduksi dirilis.
Seolah mereka lupa ada Sir Arthur Conan Doyle  di belakang tokoh Sherlock Holmes ini. Tak salah lah jika saat itu Sir Arthur sempat mematikan tokoh ciptaannya tersebut.
Karena ia tahu namanya akan tenggelam oleh tokoh ciptaannya, Sherlock Holmes.
Sir Arthur Conan Doyle  sepanjang karirnya sebagai penulis, telah melahirkan 200 karya tulis mulai dari novel, esai, puisi hingga buku sejarah.
Ia meninggal dunia tahun 1930 dengan meninggalkan 5 orang anak dari 2 istri yang dinikahinya secara terpisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H