Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) akan mendeklarasikan dirinya hari ini (18/08/20) di Tugu Proklamasi Menteng Jakarta.
Pendirian KAMI di gagas oleh beberapa orang yang selama ini dikenal sebagai pihak yang berseberangan dengan Jokowi dan Pemerintahnya, seperti Din Syamsudin, Rocky Gerung, Muhammad Said Didu, Syah Ganda Nainggolan, Gatot Nurmantyo dan beberapa orang lainnya
Menurut saya pilihan kata "Menyelamatkan" sebagai nama organisasinya cukup menarik sekaligus menimbulkan beberapa pertanyaan.Â
Sudah sedemikian parahkah kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya Indonesia sehingga butuh diselamatkan?Â
Jika berkaca pada situasi terkini, Indonesia seperti halnya banyak negara lain di dunia memang tengah dalam tekanan besar dalam segala aspek kehidupan karena pandemi Covid-19.
Tapi bukan berarti tengah berada dalam situasi kritis, gawat darurat sehingga butuh diselamatkan, seperti yang coba digambarkan oleh KAMI.
Jika memang sudah sangat parah, apakah mereka yang ada dalam koalisi ini bakal mampu menyelamatkan kondisi Indonesia yang menurut mereka itu sudah parah?
Mungkin menurut keyakinan mereka itu bisa dilakukan, tapi jika diamati para personilnya ya tak jauh-jauhlah mereka yang selama ini tak memperoleh panggung yang cukup untuk mengaktualisasikan diri.
Apakah ada jaminan, mereka itu lebih baik dalam bernegara. Jika mereka memang tulus ingin "menyelamatkan" Indonesia kenapa tidak menyampaikannya secara langsung pada saluran-saluran politik yang sudah ada.
Konon katanya akan ada 8 butir maklumat yang akan disampaikan saat deklarasi itu dilakukan yang memuat berbagai keprihatian terhadap situasi dan kondisi terkini di Indonesia.
"Kami akan mengeluarkan maklumat yang diberi judul maklumat menyelamatkan Indonesia yang sudah disusun oleh komite kerja, dan telah dibawa ke musyawarah dan disepakati," ujar Din Syamsuddin, salah satu inisiator KAMI saat jumpa pers, Sabtu (15/08/20). Seperti dilansir Tempo.Co
Saat ini memang kita belum tahu persis maklumat seperti apa yang mereka akan sampaikan untuk menyelamatkan Indonesia.
Tapi dari selentingan yang beberapa kali disampaikan secara sepotong-sepotong oleh beberapa personil KAMI, terkait masalah ideologi negara Pancasila, situasi ekonomi yang kini memang tengah dalam kondisi menurun, hingga masalah hukum yang dianggap mereka tak beres.
Semoga saja klaim mereka yang menyebutkan KAMI ini sebagai gerakan moral yang akan mendorong Indonesia menjadi lebih baik benar adanya.
Jangan kemudian KAMI ini menjadi ajang pencarian panggung dari para mantan yang hanya menimbulkan kegaduhan.
Walaupun saya sih agak yakin hanya kegaduhan yang akan ditimbulkannya. Belum dideklarasikan saja mereka sudah mencoba memainkan politik "playing victim" dengan meng klaim bahwa mereka beberapa kali diintimidasi terkait aktivitas KAMI.
"Ya kami sesalkan sudah terbukti terlaporkan kepada kami sudah ada mulai operasi-operasi yang mengintimidasi, mengancam, termasuk deklarator bahkan pihak-pihak tertentu untuk menghalang-halangi," ungkap Din Syamsuddin dalam kesempatan yang sama.
Jika memang demikian yang terjadi dan memiliki bukti kenapa juga tak melaporkannya pada pihak berwenang seperti Kepolisian.
Seharusnya jika pendirian KAMI ini atas dasar ketulusan tak perlu membangun cerita yang tak perlu seperti ini.
Kita liat saja ke depannya seperti apa, apakah KAMI ini memberi kontribusi positif pada bangsa ini atau cuma sesi aktualisasi diri barisan para mantan yang tengah mencari panggung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H