Diluar itu kalau tak ambruk ya jalan ditempat, sektor pariwisata dan segala turunannya merupakan sektor yang paling terdampak.
Jalan memang masih ada tapi sangat berat jika tak dibarengi oleh kerja pemerintah. Memang benar berbagai stimulus ekonomi dan jaring pengaman sosial bagi masyarakat menangah bawah sudah ditebar pemerintah yang masuk dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional yang dananya sekitar Rp.700 triliun.
Namun menurut Jokowi dalam Pidato Kenegaraan menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 di MPR/DPR, justru gonjang -ganjingnya perekonomian dunia bisa menjadi waktu yang tepat untuk membajak momentum krisis.
Ia mengibaratkan tatanan dunia ini sebuah perangkat komputer yang sekarang sedang kondisi hang, butuh rebooting dan itu lah kesempatan kita untuk mengejar ketertinggalan.
"Dan semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya," kata Jokowi di Gedung Parlemen Senayan, Jumat (14/08/20). Seperti dilansir Kompas.Com.
Pidato yang penuh optimisme saya kira dan itu bagus agar masyarakat memiliki secercah harapan di tengah gulita akibat pandemi.
Permasalahannya bagaimana kita mau mereset sistem komputer jika virusnya masih bercokol? Bisa tapi harus deep rebooting dan itu ongkosnya lumayan mahal dan lama.
Salah-salah komputer nya bukan lagi hang tapi mati total. Lantas apa yang harus dilakukan masyarakat agar menjadi bagian dari pembajak krisis.
Saya dan mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia hanya bisa bekerja seperti biasa atau melakukan apapun aktivitas positif dan dalam menjalankan aktivitasnya tersebut patuh pada protokol kesehatan.
Agar tak menjadi bagian dari pihak yang memaparkan dan terpapar Coronavirus Desease 19, yang ujungnya bisa mempersulit diri sendiri dan penanganan pandemi secara keseluruhan.
Karena dalam situasi seperti ini agak sulit juga bagi rakyat jelata seperti kami untuk bergerak secara lincah.Â