Kita liat bagaimana kemampuan tim ekonomi Pemerintah Singapura berselancar melewati badai ekonomi yang luarbiasa dahsyat ini.
Pertanyaan berikutnya yang lebih penting  bagi saya penduduk Indonesia, apakah resesi yang terjadi di Singapura bakal merembet ke Indonesia atau paling tidak berdampak pada negara kita tercinta ini?
Menteri Keuangan  Sri Mulyani  Indrawati telah dua kali memaparkan proyeksi pertumbuhan  ekonomi Indonesia dalam Kuartal berjalan dan beberapa kuartal ke depan.
Dan sayangnya gambaran proyeksi pertumbuhannya, tak menggembirakan alias suram. Untuk kuartal II yang kini tengah berjalan sampai akhir Juni 2020, proyeksi pertumbuhan ekonominya akan terkontraksi sebesar -3,8 persen.
Sementara untuk Kuartal III yang akan mulai berjalan mulai bulan Juli hingga September perkiraan pertumbuhannya akan berkisar antara 1 persen hingga minus 1,6 persen.
Dan untuk Kuartal IV harapan Pemerintah akan bertumbuh lebih baik antara paling tinggi 3,4 persen hingga 1 persen.
Sri Mulyani mengharapkan resesi tak sampai menghampiri Indonesia di tahun 2020 ini. Seperti diketahui pertunbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama masih tumbuh positif 2,97 persen.
Sebenarnya ekonomi Indonesia pertumbuhannya bisa lebih baik jika belanja pemerimtah maksimal artinya anggaran-anggaran  yang ada diberbagai kementerian termasuk di dalamnya anggaran untuk penanganan Covid-19 harus segera dibelanjakan.
Hal ini dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, Â yang menurut para ekonom jika ini terjadi kontraksi ekonomi Indonesia pada 2020 bakal berada dikisaran minus 2 persen jauh diatas proyeksi awal yang antara minus 3 hingga minus 5 persen.
Meskipun kelihatannya resesi ekonomi ada kemungkinan tak akan terjadi di Indonesia, karena Indonesia engagment-nya dengan perdagangan Internasional tak sebesar dan seerat Singapura.
Selama ini yang menjadi sandaran pertumbuhan ekonomi Indonesia ya ekonomi domestik alias ekonomi dalam negeri.