Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Erick Thohir Terlalu "Kesusu"

6 Juli 2020   13:39 Diperbarui: 6 Juli 2020   14:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu Erick yakin jika dana dapen itu bisa terkonsolidasi dengan baik, maka  jumlah dana kelolaan dapen BUMN  yang ratusan triliun rupiah dapat digunakan untuk membantu kebutuhan dana pembangunan infrastruktur di indonesia.

Namun menurut Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, Suheri. Penggabungan beberapa dapen yang kini dikelola secara mandiri oleh setiap perusahaan BUMN itu dapat menimbulkan beberapa kendala.

Seperti penyusunan program kerja dapen, hingga strategi investasi yang telah diformulasikan untuk program yang ditetapkan.

"Menurut kami, yang dikhawatirkan kalau program beda, pendiri sudah menentukan arah untuk mewujudkan target, kan ada sinkronisasi juga. Tapi apa strategi itu bisa memenuhi kebutuhan program tersebut. Karena tujuan investasi dana pensiun kan untuk memenuhi kewajiban," kata Presiden Direktur Dapen Astra ini. Jumat(03/07/20), seperti dilansir CNBCIndonesia.com.

Kebayang sih menyatukan dapen itu yang memiliki berbagai karakteristik  tersebut menjadi satu, mungkin tingkat kerumitannya akan sama dengan menyatukan semua perusahaan BUMN menjadi satu dalam kompleksitas lebih rendah.

Jika memang penggabungan ini agar dapen tersebut bisa lebih prudent dalam berinvestasi, tak perlu digabungkan perbaiki saja pengawasannya. Tak ada jaminan juga setelah digabung cara mereka berinvestasi akan lebih hati-hati.

Langkah-langkah Erick dalam membenahi BUMN ini terlihat kok seperti tergesa-gesa, dalam jangka waktu 8 bulan perusahaan-perusahaan pelat merah dan anak cucunya diobrak abrik.

Jika kita mengutip pernyataan Adian Napitupulu dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV beberapa waktu lalu, sebagian langkah Erick Thohir dalam membenahi BUMN ini tak diketahui oleh Presiden Jokowi.

Langkah Erick yang "kesusu" ini tentu saja akan mendapat perlawanan walaupun tak akan dilakukan dengan cara eksplisit oleh para pengemban 'status quo" di struktur BUMN. 

Bagaimana bisa dalam seminggu  tagar #Erickout sudah berkumandang di dunia maya, menjadi trending topik di platform media sosial Twitter, jika tak ada yang menggerakan.

Mungkin Erick Thohir lebih baik mengendurkan derap langkahnya dalam merestrukturisasi BUMN, sambil mengkaji ulang semua keputusannya tersebut agar tak menjadi gaduh dan diujungnya akan membebani Presiden Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun