Setelah proyek Badai Band ini kelar dan meraih kesuksesan , ia kemudian terjun menjadi seorang solois, dengan memproduksi album pertamanya, yang ia beri judul "Selangkah ke Seberang", namun uniknya album pertamanya ini  dikeluarkan satu tahun setelah album ke duanya dirilis  yang bertajuk Sakura  sukses besar pada tahun 1980.
Album Sakura inilah yang kemudian menempatkan Fariz RM sebagai musisi top tanah air, ia mengerjakan album itu dengan menggunakan teknologi rekam overdubbed.
Ia memainkan berbagai instrumen musik seperti keyboard, piano, drum, perkusi, dan bas sendirian. Warna musik dalam album tersebut berbeda dengan musik-musik di Indonesia  saat itu mendayu-dayu dengan lirik yang "cengeng".
Sakura milik Fariz ini sangat berwarna, fresh dan Groovy. Tak heran kemudian lagu jagoannya dalam album ini yang berjudul serupa "Sakura" merajai chart-chart radio di seluruh Indonesia.
Lagu ini dibuat Fariz sebagai ilustrasi sebuah film berjudul Sakura Dalam Pelukan, yang dibintangi maestro bulutangkis Indonesia yang saat itu sedang dalam masa keemasannya, Liem Swie King .
Lagu Sakura ini memang keren banget, berbeda sekali dengan lagu-lagu top saat itu. Fariz menciptakan lirik lagu Sakura dengan landasan naskah film tersebut.
Seperti yang dikutip dari salah satu bukunya yang berjudul Rekayasa Fiksi, Fariz mengungkapkan bahwa lagu Sakura ini berkisah tentang percintaan sedarah sepasang insan manusia, yang disiratkan dalam beberapa potong lirik dalam lagu tersebut.
Sakura merupakan lagu yang yang sangat cocok bagi mereka yang sedang kasmaran. Namun cinta yang baik itu tetap harus dipilih,walaupun cinta itu tak pernah mengenal kondisi, tempat dan waktu.
Meskipun tentang cinta, lirik lagu tersebut jauh dari kata "cengeng",Â
Senada cinta bersemi di antara kita
Menyandang anggunnya peranan jiwa asmara
Terlanjur untuk berhenti
Di jalan yang telah tertempuh semenjak dini
Sehidup semati
Kian lama kian pasrah kurasakan jua
Janji yang terucap tak mungkin terhapus saja
Walau rintangan berjuta
Walau cobaan memaksa diriku terjerat
Dipeluk asmara.