Salah satu mogul fesyen kelas wahid dunia Louis Vuitton, merilis masker wajah sekali pakai dengan harga cukup fantastis untuk ukuran sebuah masker, seharga US$ 199 atau setara dengan  Rp. 4,5 juta.
Louis Vuitton atau biasa disebut LV mengemas masker tersebut dalam kotak, ketika di buka terlihat masker wajah warna coklat berbahan dasar kulit berhiaskan logo khas LV.
Lapisan luarnya berbahan kulit warna coklat, dan lapisan dalamnya terbuat dari kain berwarna hitam. Konon katanya untuk mengimbangi harganya yang selangit, kain itu disebutkan sebagai kain antibakteri kategori 3A.
Kontur masker tersebut sesuai dengan lekuk wajah, sehingga sangat nyaman untuk dipakai.
Namun berfungsi juga sebagai fesyen untuk mempercantik penampilan si pengguna.
Pandemi Covid-19, memang membawa kebiasaan baru bagi kehidupan manusia. Keadaan yang kemudian disebut sebagai kelaziman baru memang mengharuskan kita hidup berdampingan dengan virus, sepanjang vaksinnya belum ditemukan.
Kita bisa bergerak aktif namun harus dalam koridor protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan.
Di masa pandemi masker menjadi kebutuhan utama saat kita beraktivitas diluar rumah. Bagi pecinta dan perancang mode, masker tak hanya akan dilihat sebagai alat kesehatan untuk melindungi diri dari penyebaran virus.
Trik padu padan dengan busana bakal menjadi tren fesyen kekinian. Beberapa selebriti dan figur ternama dunia mulai memadu padankan masker dengan busana yang mereka kenakan.
Tentu saja hal ini ditangkap sebagai peluang oleh para perancang busana dan mereka yang selama ini berbisnis di dunia fesyen, seperti LV tadi.
Mode masker plus busana ini dicermati oleh banyak perancang busana yang kini merancang masker plus busana versi mereka masing-masing.
Selain LV, ada perancang busana dunia lain Givenchy yang merancang dan merilis satu set topi dan masker seharga Rp. 7,5 juta per set.
Kemudian seorang perancang Italia menciptakan Trikini, yakni bikini plus masker yang nanti bisa dipergunakan saat berwisata ke pantai sudah bisa dilakukan dalam suasana kelaziman baru.
Dan menurut Tiziania Scaramuzzo perancang Trikini, ia mulai kebanjiran order setelah lewat laman medsosnya ia mengunggah foto Trikini rancangannya tersebut.
Rasanya trend busana  yang memadu padankan masker dengan busana bakal berlangsung lama dan eskalatif, seperti hal nya dunia mode pra pandemi.
Ke depan saat kelaziman baru sudah berjalan agak lama dan manusia sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan baru ini, orang-orang terutama fashionista akan membutuhkan beragam masker secara bergantian sesuai dengan kegiatan yang ia jalani.
Mungkin saja saat ke kantor ia menggunakan masker bentuk yang satu, dan pada saat harus nenghadiri acara makan malam akan menggunakan masker dalam bentuk lain.
Selain bentuk dan bahan, sepertinya hiasan pada permukaan luar masker pun bakal menjadi salah satu trend.
Masker akan dibuat seglamor dan segaya mungkin dengan dihiasi oleh berlian, rubi, emas atau pergiasan lain.
Bagi sebagian orang akan menyenangkan memakai masker tidak seperti orang sakit atau berperang, namun dengan gaya maksimal yang akan banyak dilirik orang.
Tentu saja ini bisa menjadi peluang bisnis besar bagi para pengusaha di bisnis busana. Mungkin nama-nama merk top atau distro-distro milik pengusaha Indonesia kini telah ancang-ancang untuk mengeluarkan koleksi koleksi hasil padu padan masker dan busana, atau rancangan masker dalam bentuk yang keren.
Bagi manusia kreatif di setiap kesulitan itu selalu ada peluang. Mentaati protokol kesehatan dengan gaya, itu mungkin tagline yang bisa digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H