Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Daripada Beradu Lidah tentang Utang Negara, Lebih Baik Berinvestasi di ORI Seri 017

13 Juni 2020   12:07 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:09 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya jika perekonomian negara sedang berderap kencang pemerintah akan segera meredam belanja, atau menaikan pajak sehingga anggaran negara akan surplus.

Apakah kemudian karena surplus anggaran terjadi, pemerintah menjadi tak berutang? Bisa saja negara tetap berutang, tapi dengan tujuan untuk reprofiling.

Oleh karena itu tidak perlu juga kita terus menerus beradu lidah terkait masalah utang, dan bahkan berambisi untuk menghapus atau tak memiliki utang seolah utang adalah sebuah kebijakan aib.

Lagipula, rasio utang Pemerintah Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun, walaupun untuk tahun 2020 akibat pandemi rasionya akan naik, namun kondisi ini kan luar biasa tak setiap saat juga pandemi itu terjadi.

Komposisi utang pemerintah pun kini telah berubah drastis, pada masa orde baru utang pemerintah seluruhnya adalah utang luar negeri berupa bilateral dan multirateral (IGGI kemudian CGI).

Pasca reformasi, pemerintah mulai berutang dalam komposisi baru dalam bentuk Surat Berharga Negara atau Obligasi.

Pada tahun 2010 komposisi utang luar negeri Indonesia dalam bentuk surat berharga masih sekitar sepertiga dari seluruh jumlah utang luar negeri.

Komposisi utang seperti ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 utang luar negeri berbentuk surat utang menjadi duapertiga dari keseluruhan jumlah utang luar negeri Indonesia.

@prastow/Twitter.com
@prastow/Twitter.com
Saat ini per April 2020 komposisi utang  pemerintah 83,9 persennya atau senilai Rp.4338,44 triliun berupa surat utang atau obligasi. Angka sebesar itu di dominasi oleh domestik dalam bentuk rupiah sebesar Rp. 3.112,22 triliun. Sementara sisanya , surat utang global dalam bentuk valas  sebesar Rp.1.126,29 triliun.

Sedangkan yang berupa pinjaman langsung baik bilateral/lembaga maupun multilateral sebesar 16,1 persen dari keseluruhan utang Indonesua atau setara dengan Rp.834,04 triliun.

Dengan komposisi utang kepada kreditor luar negeri sebesar Rp. 824,9 triliun, sedangkan utang domestik atau dalam negeri sebesar Rp.9,92 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun