Ciri kedua, selalu berkutat pada persekongkolan segelintir individu yang memiliki.kuasa atas politik dan ekonomi di dunia atau wilayah tertentu di bagian dunia ini.
Misalnya, setiap masalah yang ada, termasuk pandemi Covid-19 selalu dihubungkan dengan Amerika Serikat, China, dan Yahudi.
Ciri ketiga, diakhir teori ,biasanya akan bersifat apokaliptik. Kiamat, pemusnahan masal manusia menjadi bagian dari sifat ini.
Dengan kenyataan seperti itu lantas mengapa juga banyak orang yang masih mempercayai Teori Konspirasi?
Biasanya mereka yang mempercayai teori ini, karena mereka fans berat dari ilmu cocokologi alias utak atik gathuk.
Dan karena tercocokan dengan kondisi nalar terbatas meski tanpa referensi sains yang jelas, maka itu dianggap oleh mereka menjadi sebuah kebenaran, padahal itu hanya fatamorgana.
Bedanya fatamorgana itu ilusi optik, sedangkan Teori Konspirasi itu ilusi nalar. Meski hanya sebatas dugaan dan ilusi, Teori Konspirasi itu tentu saja memikli efek.
Ada dua efek dari Teori Konspirasi ini, mencelakakan dan tidak mencelakakan. Efek tidak mencelakakan akibat Teori Konspirasi contohnya, Teori Konspirasi tentang tempat tinggal tokoh karakter kartun kocak Spongebob, ada pihak yang mempercayai bahwa Bikini Bottom diciptakan untuk menutupi pulau yang hancur dan tercemar radiasi nuklir, yang sebenarnya bernama Bikini Atoll.
Informasi ini tak akan mendorong orang untuk berbuat sesuatu yang melanggar batas.
Teori yang memiliki potensi  efek mencelakakan contohnya adalah Teori Konspirasi tentang pandemi Covid-19 ini.
Saat ini banyak pihak yang mengangkat Teori Konspirasi terkait Virus Corona Seri terbaru ini.Â