Momentum bulan Ramadan seharusnya bisa dipergunakan untuk menahan hawa nafsu terutama masalah makanan, namun seringkali justru kita menjadi lebih boros sepanjang bulan Ramadan, apalagi kalau untuk kebutuhan makanan.
Bahkan  kita jadi lebih rakus menyantap makanan saat berbuka puasa, jadi seperti balas dendam. Setelah kita menahan lapar dan dahaga sepanjang hari. Ketika mendekati  saat berbuka puasa segala makanan terbayang di pelupuk mata.
Terlebih saat bulan puasa tiba, makanan -makanan khas muncul dijajakan oleh para penjual makanan untuk berbuka puasa atau biasa disebut takjil.
Memang bulan puasa kali ini berbeda dengan bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 membuat secara sosial, situasi puasa berbeda.
Pasar khusus makanan takjil yang tadinya bertebaran di sudut-sudut kota, kini tak begitu banyak lagi. Tapi kini berpindah menjadi online. Walau yang jualan offline juga sebetulnya masih tetap banyak.
Belanja apapun saat kondisi lapar dan haus itu akan cenderung tak terkontrol, gitu kata-kata beberapa psikolog, dan itu memang benar adanya, apalagi belanja makanan seperti makanan takjil saat menjelang berbuka puasa.
Lapar mata bakal melanda, apapun takjil yang ada di depan mata ingin banget disikat, padahal belum tentu juga kemakan.Â
Karena biasanya setelah berbuka dengan seteguk air beberapa buah kurma dan makanan kecil berupa jajanan pasar, seperti  Gorengan, makanan -makanan manis khas ramadan seperti kolak, lemang, dan berbagai makanan lainnya, perut biasanya langsung terasa kenyang.
Nah untuk tak menjadi kalap saar berbelanja takjil ada beberapa cara yang bisa dipraktekan, saya pernah mencobanya sih beberapa kali, tapi cara ini harus ada komitmen diri yang kuat tanpa itu ya percuma.
Pertama, coba ingat-ingat atau kalau bisa catat makanan takjil apa yang ingin dicoba hari itu. Jenis makanan takjil ada yang hanya ada di momen bulan Ramadan, namun lebih banyak makanan yang biasa saja karena ada juga di luar Ramadan, namun rasanya akan menjadi luar biasa karena ada momentum berbuka puasa.
Nah, coba pilih saja makanan takjil yang hanya ada di bulan Ramadan seperti yang umum ,kolak misalnya.
Kedua, coba prioritaskan makanan apa saja yang ingin dicoba. Kalau bisa urutkan dari hari ke hari, makanan apa yang ingin dimakan saat berbuka puasa.
Setiap harinya, buat tiga prioritas makanan apa saja yang akan dicoba hari itu. Prioritaskan yang urutan pertama, yang kedua dan ketiga biarkan jadi cadangan, tapi ingat jangan dibeli ketiganya.
Selanjutnya, coba ingat-ingat mana yang mau dikonsumsi makanan yang belum pernah dicoba atau makanan yang sudah familiar dan memang menjadi kegemaran kita.
Namun mungkin agak berbeda saat bulan puasa normal dimana kita dapat dengan mudah mendatangi pasar takjil menjelang buka puasa. Situasi saat ini agak berbeda kita lebih banyak memilih makanan lewat foto karena kita memesannya secara online, melalui layanan aplikasi GoFood atau GrabFood.
Namun dalam kondisi lapar dan haus, foto pun cukup menggoda juga sih sebenarnya. Makanya rule yang tadi masih berlaku.
Dan yang terpenting dari semua hal tersebur, pastikan budget untuk belanja makanan takjil tak berlebihan bahkan seringkali melebihi belanja kebutuhan makanan pokok.
Dengan alokasi dana yang teratur kita bisa jadi membeli makanan yang benar-benar kita inginkan, agar tak mubazir karena kemudian menjadi tak kemakan.
Jika memesan makanan lewat online, saya selalu mengecek ratimg penjualnya di atas 4,5 untuk memastikan makanan itu layak dan sesuai dengan ekspektasi kita.
Namun, please jangan kalap dan lapar mata, kan Ramadan itu goalnya agar kita mampu menahan hawa nafsu dan diujungnya kita menjadi manusia yang lebih bertaqwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H