Saya lahir dan besar di sebuah kota kecil, Sukabumi nama Kotanya salah satu Kotamadya Tertua di Jawa Barat. 120 km dari Ibukota Republik Indonesia, Jakarta dan 90 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Tempat tinggal saya kebetulan di tengah Kota Sukabumi, 100 meter ke arah selatan Mesjid Agung dan Alun-Alun Kota kecil yang merupakan salah satu penghasil teh di Jawa Barat.
Mesjid Agung Kota Sukabumi ini didirikan pada tahun 1904 diatas tanah wakaf seluas 2.000 m2 Â yang diberikan oleh seorang tokoh muslim Sukabumi bernama Ahmad Juwaeni.Â
Mesjid itu diawal pendiriannya bukan hanya untuk Shalat dan ibadah-ibadah lainnya, namun merupakan pusat perjuangan rakyat Sukabumi dalam mengjadapi penjajah Belanda.
Dalam perjalanannya Mesjid Agung Kota  Sukabumi paling tidak telah mengalami renovasi sebanyak 6 kali masing-masing tahun 1925,1945,1966, 1994, 2004 dan terakhir tahun 2013.
Renovasi-renovasi tersebut mengubah unsur dan luas bangunan mesjid, yang meliputi menara dan kubah mesjid hingga serambi dan ruang utamanya.
Hal ini menandakan toleransi antar umat beragama di Kota Mochi ini sudah terbangun sejak jaman baheula, karena pada dasar penduduk Sukabumi memang heterogen.
Ya, kami dulu di kota kecil ini, tak ada saling mengkafirkan, kami bersama-sama bergaul tanpa membedakan Suku, Agama dan Ras.