Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Refleksi Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19

27 April 2020   06:47 Diperbarui: 27 April 2020   06:41 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Marhaban Ya Ramadan...

Ramadan tahun  2020 atau 1441 H, harus dijalani umat Islam di seluruh dunia dalam suasana berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, muram.

Tak ada Shalat Taraweh berjamaah di Mesjid, Tadarus di Mesjid pun tak dilakukan, dan buka bersama sebagai ajang silaturahmi dan berbagi pun tak boleh dilaksanakan.

Semua ini lantaran Pandemi Covid-19 tengah merajalela mencengkram seisi bumi ini, tak terkecuali negara-negara muslim. Bahkan Masjid paling Agung dan paling suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus yang mematikan ini.

Ibadah puasa di bulan Ramadan sejatinya adalah ibadah untuk menahan hawa nafsu. Sepanjang berpuasa kita dilatih untuk menahan diri dari keinginan mengkonsumsi berbagai makanan lezat di siang hari, dan sebisa mungkin menahan hawa nafsu 

Walaupun pada kenyataanya justru di bulan Ramadan konsumsi masyarakat naik drastis. Padahal harapannya kita mampu menahan diri untuk melakukan hal-hal tidak penting dalam hidup yang dapat mengganggu jalan lurus menuju keridhaan Allah.

Menahan diri adalah esensi dari ibadah puasa yang sebenarnya merupakan salah satu bagian terpenting dari keberhasilan hidup seseorang seperti misalnya menahan konsumsi hari ini untuk memperoleh hasil yang lebih besar di masa depan.

Sebenarnya banyak anjuran dalam pencegahan penyebaran virus corona SARS NCov-2 yang  tercermin dalam ibadah puasa. Kita dianjurkan untuk menahan diri tak keluar rumah kecuali untuk urusan yang diperlukan.

Kita juga diharapkan untuk menahan diri untuk mengurangi konsumsi di luar hal-hal yang esensial, karena kita tak pernah tahu kapan pandemi ini akan berakhir.

Selain itu, pola hidup bersih dan sehat dalam pencegahan penularan Covid-19, juga merupakan bagian dari puasa itu sendiri.

Jika puasa Ramadan pada waktu normal biasanya diisi dengan konsumsi berlebihan yang membuat berbagai harga kebutuhan pokok dan barang-barang konsumsi lain melonjak tajam.

Bulan puasa seolah menjadi extravaganza konsumtif yang dipertontonkan dengan jor-joran oleh semua orang, konsumen dan produsen bersatu padu membangun sebuah pola konsumsi yang berlebihan.

Hal yang sejatinya berkebalikan dengan substansi ibadah puasa itu sendiri , yang seharusnya mengajak semua umat manusia untuk menahan diri dan berbagi.

Ramadan kali ini sepertinya mengajak kita kembali ke substansi puasa yang sebenarnya. Kita seolah diingatkan kembali oleh Allah Sang Maha Pencipta bahwa Dia lah yang Maha Tinggi Penguasa sekalian alam.

Segala pencapaian manusia dalam berbagai bidang termasuk teknologi  dan ilmu pengetahuan,  tak ada apa-apanya. Kita kembali menyadari ketidakberdayaan sebagai manusia dengan adanya ancaman penyakit dan kematian yang bisa datang kapan saja.

Kita juga dingatkan bahwa manusia selama ini sudah mengeksploitasi alam secara serampangan jauh dari kata bijak, tanpa mengenal batas. 

Refleksi ini  sudah seharusnya digunakan untuk menata visi hidup baru  yang lebih substansial bagi kita ssbagai individu dan komunitas manusia pengisi bumi.

Sesungguhnya perilaku kita sebagai manusia akan menuntun kita kepada takdir yang kita jalani. Terdapat peran kita sebagai manusia yang dapat mengendalikan arah takdir seperti yang kita inginkan.

Ramadan  ini, saatnya kita melakukan refleksi secara lebih mendalam, lebih komprehensif, dan lebih substantif terhadap perjalanan kita sebagai individu atau terhadap perkembangan peradaban manusia yang selama ini dimotivasi oleh hedonisme.

Saatnya bagi kita untuk kembali mencari jati kemanusian yang mungkin telah terlupakan karena kesibukan pekerjaan yang selama ini menyita sebagian besar waktu yang kita miliki.

Inilah saatnya untuk mereflesikan hubungan kita dengan Allah SWT dan mengevaluasi perjalanan hidup kita 

Dan di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, adalah waktu terbaik  untuk menjalaninya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun