Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampai Kapan Kita Mampu Bertahan Berada di Rumah Saja?

19 April 2020   15:46 Diperbarui: 19 April 2020   17:42 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang tetap saja bisa merasakan kecemasan karena sebagai manusia, tak hanya keluarga yang dibutuhkan. Ada pula keinginan untuk berkumpul dengan teman-teman dan berinteraksi dengan orang lain.

Bagi orang yang memang hidup sendiri tanpa keluarga, dalam suasana saat ini menjadi jauh lebih berat, sekedar untuk teman berinteraksi secara langsung saja tak ada.

Berada di rumah selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu atau bisa saja berbulan-bulan tak akan sesederhana disebut sebagai rasa bosan.

Seseorang tak hanya merasa kehilangan rutinitas hariannya seperti pergi bekerja tetapi juga kehilangan interaksi sosial dengan manusia lain.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jullianne Holt-Lunstad  bersama timnya yang berasal dari University of Birgham-Young  Utah Amerika Serikat yang dipublikasikan di Jurnal PLos Medicine.

Memiliki hubungan sosial berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Individu yang memiliki hubungan sosial lebih baik di banding individu lain, akan memiliki kemampuan bertahan hidup 50 persen lebih tinggi.

Sementara dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Laura Hawryluck dari Uinversitas Toronto Kanada yang dipublikan lewat jurnal  Emerging Infectious Desease  pada orang-orang terdampak wabah SARS beberapa tahun lalu  yang tengah melakukan social distancing. 

Hasilnya ditemukan gejala depresi dan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Hal ini terjadi pada semua manusia, tak hanya pada seseorang yang memiliki sifat ekstrovert. Namun seorang introvert pun tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain.

Biasanya manusia jika dalam kondisi cemas, secara alami berkeinginan untuk terhubung dengan orang lain. Apalagi dalam suasana pandemi seperti saat ini, ketika kita mengakses media sosial dan menonton TV yang disaksikan berita tak mengenakan berupa penyebaran yang bertambah masif dan angka kematian yang terus bertambah.

Hal tersebut akan membuat  kecemasan bertambah tinggi yang memicu seseorang merasa tak berdaya. Media sosial pun menjadi berasa tak berguna, karena yang dibutuhkan adalah benar-benar berinteraksi dua arah secara langsung.

Mungkin Video call, telepon, dan chatting bisa membantu mengurangi  rasa kesepian dan kesendirian. Bertukar cerita dan menjelaskan perasaan yang sedang dialami dapat membuat beban kita berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun