Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Luhut Binsar Pandjaitan dan KRL yang Jalan Terus

18 April 2020   10:25 Diperbarui: 18 April 2020   20:38 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari-hari dalam kehidupan yang normal saya adalah salah satu pengguna setia Commuter line alias KRL Jabodetabek. 

Setiap pagi antara pukul 5.30 hingga 6.00 saya berangkat untuk bekerja, dan malam harinya pukul 7-an saya kembali menggunakan KRL untuk kembali ke rumah.

Begitu terus tiap hari kecuali hari Sabtu dan minggu yang memang libur, lebih dari 10 tahun saya menggunakan KRL, tak hanya saya yang menggunakan KRL sebagai backbone transportasi harian menuju ke tempat kerja dan kembali menuju rumah.

Menurut catatan dari PT KCJ ada sekitar 1 juta orang tiap hari menggunakan alat transportasi masal ini. Jadi kita tahu persis betapa pentingnya KRL bagi kita semua penduduk di daerah penyangga namun mengais rejeki di DKI Jakarta.

Suka dan duka serta dinamika saat dalam perjalanan harian tersebut kita rasakan setiap hari, desak-desakan, kadang terlambat karena gangguan dan ditahan-tahan di beberapa stasiun transit terutama Stasiun Manggarai.

Namun KRL merupakan alat transportasi yang sangat efektif dan efesien di tengah kondisi jalanan di Wilayah Jabodetabek yang penuh kemacetan.

Ketika situasi normal menjadi abnormal karena pandemi Covid-19, dengan penyebaran virusnya yang sangat cepat dan sangat mudah tertularkan, kondisi KRL yang padat terutama di peak hours memang situasinya sangat rentan terhadap penularan virus corona seri terbaru SARS NCov-2.

Jika kita amati dan rasakan, agak sulit untuk benar-benar melakukan physical distancing dalam gerbong KRL meskipun pihak operator KRL sudah menegakan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

Apalagi setelah seluruh Wilayah Jabodetabek mengenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang aturannya lebih ketat lagi, tentu situasi dan kondisi di KRL sangat tidak menunjang untuk kebijakan tersebut.

Meskipun pihak PT KCI sudah benar-benar melaksanakan protokol sesuai SOP yang ditetapkan dalam PSBB untuk melakukan physical distancing.

Pembatasan perjalanan coba dilakukan oleh PT.KCI, hasilnya penumpukan terjadi di berbagai stasiun pemberangkatan utama antara stasiun Bogor hingga Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun