Staf khusus (stafsus) milenial yang ditunjuk Presiden Jokowi itu sebenarnya fungsinya apa sih? Mungkin begitu pertanyaan dari sebagian besar warga masyarakat Indonesia.
Dalam kondisi negara yang sedang terguncang karena pandemi Covid-19, nama mereka tak banyak terdengar, hilang bak di telan bumi.
Padahal mungkin mereka bisa membantu dengan cara mengomunikasikan program pemerintah terkait penanganan penyebaran Covid-19 kepada para milenial yang merupakan peer group-nya.
Seperti diketahui ada 13 orang Stafsus Presiden, 7 di antaranya sebagai wakil kaum milenial. Mereka ditunjuk untuk membantu kerja-kerja presiden dalam memimpin Indonesia saat ini.
Seperti dilansir oleh Kompas.com, tugas-tugas mereka diatur dalam Peraturan Presiden nomor 39 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2012 tentang utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden.Â
Menurut Pasal 18 ayat 1 Perpres tersebut, tugas mereka adalah melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh presiden di luar tugas yang sudah dicakup dalam susunan organisasi kementerian dan institusi pemerintahan lainnya.
Nah, terkait dengan penanganan pandemi Covid-19. Stafsus Presiden menurut salah satu anggotanya, Billy Mambrasar menyebutkan bahwa mereka kini berkantor di Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang juga merupakan markas besar Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19, untuk membantu penanganan pandemi ini.
"Saat ini kami stafsus ini pun walaupun tidak diketahui banyak orang, kami telah duduk dalam Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Di mana saya sendiri berkantor hampir setiap hari di BNPB membantu Satgas ini," kata Billy, seperti yang dilansir liputan6.com
Billy menyebutkan, bahwa tugasnya menyususn materi konten-konten publikasi, edukasi, dan preventif untuk kebutuhan di media sosial seperti di Instagram post. Selain itu mereka juga ikut menyusun dan mengumpulkan data untuk kebutuhan konferensi pers Gugus Tugas penanganan Covid-19.
Agak undervalue juga sih jika tugas mereka seperti itu, karena tugas seperti itu terlalu enteng bagi orang dengan jabatan setinggi dan se-prestisius stafsus Presiden.
Di tengah ungkapan skeptis masyarakat, eh salah seorang stafsus milenial presiden, Andi Taufan Garuda Putra yang juga merupakan pemilik perusahaan start-up PT. Amartha Mikro Fintek atau yang lebih dikenal dengan nama Amartha, malah melakukan blunder.