Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saat Dunia Mulai Tidur Karena Covid-19, China Bersiap untuk Bangun

25 Maret 2020   14:15 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:29 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir oleh laman Worlddometer.com, hari ini Rabu (25/03/20) Pukul 12.50 SARS Cov-2 virus penyebab pemyakit Covid-19 kini telah berhasil menginfeksi 422.966 orang di 170 negara.

Jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 18.906 kasus, negara dengan kasus kematian terbanyak kini adalah Italia dengan 6.820 kasus kematian, dua kali lebih banyak dari yang terjadi di China daratan, yang jumlahnya 3.280 kematian.

Sementara yang berhasil disembuhkan sebanyak 109.143 kasus, jika dilihat secara persentase terus mengalami penurunan dari kisaran 56 persen ke angka 27 persenan.

Kecepatan penambahan kasus baru tak dapat diimbangi dengan tingkat kesembuhan pasien terpapar virus corona ini. Sehingga jika kita liat angkanya terus melebar gapnya.

Untuk mengurangi kecepatan penyebaran Covid-19 saat ini sudah 16 negara di luar China yang melakukan lockdown, baik secara nasional atau secara parsial per daerah.

Negara yang paling baru melakukan penguncian wilayah atau lockdown ini adalah India. Negara ini melakukan lockdown secara nasional mulai hari ini Rabu (25/03/20).

Penguncian wilayah secara nasional oleh India ini merupakan upaya pemerintah India untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Kondisi inj menjadikan India sebagai wilayah terbesar dengan penduduk paling banyak yang dikenakan kebijakan lockdown.

Terdapat 1,3 miliar penduduk India yang terdampak kebijakan penguncian wilayah oleh pemerintahan Perdana Menteri Nahrendra Modi.

Saat ini menurut data dari Worldometer, 526 kasus positif infeksi Covid-19 ditemukan di India, dengan jumlah yang meninggal sebanyak 10 orang.

Sebelum India, di Eropa, Inggris pun melakukan kebijakan yang lockdown menyusul Italia, Perancis, Belgia, Irlandia, Polandia, Belanda, Denmark, Norwegia, Austria.

Sementara di Asia, Filipina, Malaysia, Lebanon, Yordania, melakukan hal yang serupa. Di benua Amerika, Argentina dan El Salvador, sementara Amerika Serikat hanya melakukan penguncian sebagian, yakni negara bagian New York.

Kebijakan lockdown ini bisa saja akan terus dilakukan oleh berbagai negara lain, jika kasus penyebaran Covid-19 kian tak terkendali.

Eropa kini merupakan epicentrum baru penyebaran virus zoonotik yang awalnya dari Wuhan China ini. Jika kita perhatikan data yang dilansir oleh Worlddometer, lebih dari 50 persen yang terinfeksi secara global berasal dari benua biru ini.

Italia dalam beberapa hari ke depan diprediksi jumlah terinfeksinya akan melampaui China daratan, yang merupakan epicentrum awal penyebaran virus NCov-2 ini.

Begitupun dengan jumlah kematian akibat Covid-19, 60 persenan kematian yang ada terjadi di wilayah Eropa.

Kombinasi tak berhasilnya lockdown akibat ketidak patuhan warganya dalam penerapan kebijakan tersebut dan faktor demografi, karena banyak warga lanjut usia disinyalir menjadi penyebab utama tingginya penyebaran dan kematian yang terjadi di Eropa.

Begitupun yang terjadi di Amerika Serikat, khususnya di Kota New York, secara keseluruhan di AS tedapat 54.881 kasus positif Covid-19. Setengah dari jumlah tersebut berada di kota yang berjulukan The Big Apple, 26.366 kasus.

Makanya kemudian Pemerintah AS melakukan lockdown di pusat keuangan dunia tersebut.

Sementara hampir seluruh bagian dunia mulai melakukan lockdown sehingga membuat geliat kehidupan seolah tertidur.

Negara Asal virus SARS NCov-2, China, kini mulai terbangun setelah 2 bulan dalam posisi lockdown.

Epicentrum penyakit Covid-19, Provinsi Hubei kini sudah membuka lockdown nya mulai Selasa (24/03/20) tengah malam.

50 juta warga Hubei yang selama 2 bulan dipaksa untuk tinggal dirumah, kini sudah diperbolehkan untuk berpergian keluar masuk wilayah tersebut.

Sementara Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan yang merupakan titik awal penyebaran virus Covid-19 ini, tanggal 8 April 2020 nanti akan membuka lockdownnya secara menyeluruh.

Kebijakan ini diambil oleh pemerintah China menyusul meredanya pandemi Covid-19 di wilayah China. Hal ini ditandai dengan menurunnya kasus baru infeksi Covid-19.

Bahkan sejak Kamis (19/03/20) China melaporkan nihil kasus baru  Covid-19 di dalam negerinya. Demikian pula dengan jumlah kematian yang terus mengalami pelambatan, China hanya mencatat 3 kematian baru akibat Covid-19, terendah sejak kasus ini mencuat di bulan Januari 2020.

Rencananya pabrik-pabrik akan segera kembali berproduksi normal, toko-toko dan mall akan kembali di buka dan kehidupan mulai berjalan normal.

Ironis sekali jika kita perhatikan, China yang menjadi sumber dari petaka virus SARS NCov-2 ini sudah mulai terbangun dan siap untuk lari.

Sementara negara-negara lain yang hanya terpapar sedang berjuang mati-matian melawan Covid 19 ini, dan sebagian besar dari negara-negara tersebut bersiap untuk menidurkan dirinya.

Namun demikian kondisi China yang sudah berhasil melawan Virus Covid-19, membuktikan bahwa badai yang kini sedang melanda Indonesia dan ratusan negara lain bisa dihadang dan dilewati.

Mungkin kita bisa belajar dari mereka bagaimaba menghadapi virus ini, dan semoga China mau berbagi semua hal dalam mengatasi penyebaran Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun