Selain Ahok terdapat 3 kandidat lain, yakni Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas, dan Direktur Utama perusahaan BUMN di Bidang Konstruksi, Wijaya Karya, Tumiyana.
Bambang Brodjonegoro sih mungkin sudah tidak asing lagi, ia seorang Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia yang lama malang melintang di dunia akademisi, sempat menjadi Dekan FEUI kemudian diangkat menjadi  Menteri Keuangan di awal periode pertama Presiden Jokowi, sebelum kemudian direshuffle digantikan oleh Sri Mulyani Indrawati.
Bambang kemudian dipindahkan memimpin Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas sampai periode pertama Jokowi berakhir.
Ia pula yang menyusun berbagai hal teknis terkait pemindahan Ibukota Baru yang berlokasi di wilayah Penajam Paser Utara tersebut. Dirinya lah arsitek awal pemindahan Ibukota Indonesia. Hal ini merupakan nilai plus bagi Bambang untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Otorita Ibukota Baru.
Integritasnya tak diragukan, rekam jejaknya juga cemerlang walaupun tak seterkenal Ahok karena ia biasanya bekerja dalam senyap.
Sementara, Abdullah Azwar Anas merupakan salah seorang Kepala Daerah yang cukup familiar, pernah menjadi bakal Calon Gubernur Jawa Timur walau kemudian mengundurkan diri dengan alasan pribadi.
Ia merupakan sosok kepala daerah muda yang cerdas, membumi, dan sukses membawa Banyuwangi menjadi sebuah kota yang maju dan berkembang pesat.
Lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini sempat lama menjadi wartawan sebuah radio swasta, sebelum akhirnya terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilu tahun 2004.
Sosok terakhir Calon CEO Badan Otorita Ibukota Baru, adalah Tumiyana, ia merupakan Profesional sejati di bidang konstruksi, Lulusan Teknik Sipil Universitas Borobudur Jakarta, ini malang melintang di BUMN konstruksi, memulai karirnya di PT PP Tbk, hingga menjadi Direktur Keuangan sebelum kemudian diangkat sebagai Dirut PT PP selama 10 tahun mulai dari tahun 2008 hingga 2018.
Selepas dari PT PP, Tumiyana kemudian ditunjuk untuk memimpin BUMN kontruksi lain PT Wijaya Karya hingga saat ini.
Harus diingat, Badan Otorita ini merupakan lembaga multi fungsi dalam pembangunan ibukota baru.