Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegenitan Berpikir Pejabat Publik, Membuat Publik Ambyar

22 Februari 2020   13:45 Diperbarui: 22 Februari 2020   17:14 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang miskin wajib cari yang kaya, yang kaya cari yang miskin," katanya, beberapa waktu lalu. Seperti yang saya kutip dari Kompas.com.

Kemudian dirinya membeberkan bahwa  5 juta keluarga miskin yang ada di Indonesia tersebut linier dengan stunting yang terjadi dimasyarakat.

Sontak saja ucapan genit sang Menko ini disambar oleh berbagai hujatan, walaupun kemudian Muhadjir menyatakan bahwa kalimatnya tersebut hanya merupakan Intermezzo belaka.

"Itu kan intermezo, selingan dari ceramah saya. Tak ada rencana (buat aturan), saya," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020). Seperti yang dilansir Kompas.cm.

Sebagai pejabat publik, seharusnya ia berhati-hati dalam berujar karena akan dikutip dan bila dalam tahap sangat genit akan dibahas tanpa berpikir bahwa hal itu becandaan.

Tak sadarkah para pejabat itu saat ini sekat antara pejabat publik dan publiknya tersebut nyaris tak ada.

Media sosial akan menjadi katalisator dab penyebar yang efektif bagi ucapan-ucapan genit para pejabat publik

Tak berhenti disitu rupanya, kali ini kembali datang dari anggota Parlemen. Tak seperti kedua hal diatas yang lebih bersifat pribadi.

Kali ini bersifat kelembagaan yang kegenitan cara mereka berpolitik dan berpikir akan diaplikasikan ke dalam sebuah undang-undang.

Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga begitulah RUU itu dinamakan yang merupakan manifestasi pikiran  dari 5 orang inisiator.

CNNIndonesia.Com
CNNIndonesia.Com
Para inisiator ini dimotori oleh 2 orang anggota Fraksi Partai PKS. Meskipun demikian mereka memiliki alasan yang bebeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun