Mau penampilan terlihat kinclong, ya rawatlah tubuh ini dengan baik, terutama tampilan luar. Kulit bagaikan etalase bagi sebuah penampilan, makanya bagian tubuh inilah yang pertama terlihat oleh siapapun.
Untuk itu lah sebagian orang kerap melakukan skincare atau perawatan kulit agar terlihat segar dan sehat yang ujung membuat penampilan tambah oke.
Skincare secara umum dapat mencakup kesehatan kulit, meringankan kondisi kulit dan diujungnya meningkatkan penampilan.
Harus diingat skincare juga tak hanya di treatment secara artifisial, tapi juga dari dalam melalui asupan nutrisi tertentu yang bisa membuat kulit sehat.
Biasanya yang telaten melakukan skincare ini ya perempuan, karena bagi manusia berjenis kelamin wanita penampilan itu nyaris segalanya, dan struktur kulitnya yang lebih sensitif di banding pria.
Menurut sebuah artikel di situs womantalk.com, kulit pria itu 25 persen lebih tebal dari kulit perempuan, namun bukan berarti pria tak perlu skincare.
Meskipun demikian jika kita amati produk-produk skincare yang ada dipasaran banyak ditujukan bagi mereka  para perempuan yang ingin terlihat kinclong.
Tapi bukan berarti pria tak peduli dengan urusan perawatan kulit. Karena pada dasarnya setiap kulit manusia, terlepas dari isu jender butuh perawatan
Hanya saja ada sedikit perbedaan dalam perawatan kulit antara pria dan wanita. Ingridient sebuah produk skincare antar keduanya sedikit berbeda
Karena menurut Dr.Bobby Buka  seorang dermatolog asal New York seperti yang dikutip dari The Hufftington Post.
Permasalahan kulit wanita cenderung berkaitan dengan masalah estrogen, seperti garis-garis halus awal sebuah kerutan, kulit kusam, hingga freckles atau titik-titik hitam.
Sementara  bagi pria permasalahan kulit biasanya hanya berupa kulit berminyak secara berlebihan dan jerawat.
Namun pada dasar produk-produk skincare untuk pria dan wanita itu kandungannya nyaris serupa, tak ada perbedaan mencolok.
Jika sang pria datang karena dengan keluhan masalah kerutan, produk yang akan diberikan ya sama saja dengan keluhan yang sama bagi wanita.
Jadi jender bukan menjadi acuan sebuah produk itu dirilis, tapi yang menjadi acuan adalah keluhannya saja terlepas dari pria dan wanita.
Saya sih merasa berbagai produk dengan berngai variasinya tersebut hanya merupakan gimmick pemasaran saja.
Ini semua hanya merupakan masalah ekonomi saja, bagaimana perusahan-perusahaan yang memiliki produk skincare menjual produknya tersebut.
Produk skincare  dunia pada tahun 2018 menurut hasil riset SAC Indonesia bernilai US 2,022 miliar dollar.
Nyaris setengahnya omset produk-produk kosmetika dunia secara keseluruhan yang sebesar US 5,5 miliar dollar.
Jumlah yang sangat besar jika dikonversikan dalam rupiah, dengan kurs Rp.14.000 per US dollar, nilainya sebesar Rp. 74 triliun.
Tak heran jika iklan-iklannya begitu gencar. Para produsen kosmetika khususnya produk skincare menciptakan Role model kulit yang disesuaikan dengan produk yang mereka jual.
Mereka kemudian mulai melebarkan sayap pengembangan produk skincare nya untuk pria juga, karena segmen ini belum tergarap secara intens.
Makanya saat ini mulai banyak skincare yang khusus bagi pria. Mereka mulai menciptakan iklan-iklan dengan wajah dan kulit pria yang kinyis-kinyis nan kinclong.
Padahal kandungan dalam skincare itu ya sama saja dengan produk skincare wanita, cuma beda wewangiannya saja yang lebih tercium maskulin.
Semua ini tentang masalah pemasaran produk saja sebenarnya, skincare sebuah industri besar yang butuh pasar.
Walaupun tentu saja tak ada yang salah dengan pria yang memakai produk-produk skincare karena siapapun akan suka jika berhadapan dengan orang yang terlihat bersih, segar, dan wangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H