Sementara  bagi pria permasalahan kulit biasanya hanya berupa kulit berminyak secara berlebihan dan jerawat.
Namun pada dasar produk-produk skincare untuk pria dan wanita itu kandungannya nyaris serupa, tak ada perbedaan mencolok.
Jika sang pria datang karena dengan keluhan masalah kerutan, produk yang akan diberikan ya sama saja dengan keluhan yang sama bagi wanita.
Jadi jender bukan menjadi acuan sebuah produk itu dirilis, tapi yang menjadi acuan adalah keluhannya saja terlepas dari pria dan wanita.
Saya sih merasa berbagai produk dengan berngai variasinya tersebut hanya merupakan gimmick pemasaran saja.
Ini semua hanya merupakan masalah ekonomi saja, bagaimana perusahan-perusahaan yang memiliki produk skincare menjual produknya tersebut.
Produk skincare  dunia pada tahun 2018 menurut hasil riset SAC Indonesia bernilai US 2,022 miliar dollar.
Nyaris setengahnya omset produk-produk kosmetika dunia secara keseluruhan yang sebesar US 5,5 miliar dollar.
Jumlah yang sangat besar jika dikonversikan dalam rupiah, dengan kurs Rp.14.000 per US dollar, nilainya sebesar Rp. 74 triliun.
Tak heran jika iklan-iklannya begitu gencar. Para produsen kosmetika khususnya produk skincare menciptakan Role model kulit yang disesuaikan dengan produk yang mereka jual.
Mereka kemudian mulai melebarkan sayap pengembangan produk skincare nya untuk pria juga, karena segmen ini belum tergarap secara intens.