Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wajah Jiwasraya Membiru, Akibat Salah Kelola Investasi

6 Desember 2019   07:29 Diperbarui: 6 Desember 2019   07:53 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, adanya rekayasa harga saham atau window dressing. Mereka masuk melalui jual beli saham dengan dressing reksadana.

Modus yang dipakai, meraka membeli saham yang sudah mahal atau overprice untuk kemudian dijual di harga negosiasi ( dijual diatas harga perolehan) kepada manajer investasi, dan reksadana yang dikelola manajer investasi tersebut kemudian dibeli kembali oleh Jiwasraya.

Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan portofolio investasi saham langsung yang dimiliki Perseroan sama dengan underlying asset di reksadana yang mereka genggam.

Keempat, adanya tekanan likuiditas dari produk Saving Plan. Nasabah pemegang polis Saving Plan menurun kepercayaannya pada Jiwasraya sehingga mereka berniat meng-klaim polisnya sesegera mungkin.

Tingkat klaim yang terjadi terus meningkat hingga 85 persen dari keseluruhan produk Saving Plan yang terjual.

Selain itu Asuransi pelat merah ini tak memiliki back up asset yang cukup untuk menutupi seluruh kewajibannya di Saving Plan ini sehingga membuat posisinya menjadi default atau gagal bayar.

Padahal dalam dunia investasi gagal bayar adalah hal yang sangat haram dilakukan oleh para isuance instrumen keuangan, karena sekali default, investor tak akan lagi memiliki trust terhadap institusi tersebut. 

Akibatnya yah instrumen keuangan tersebut akan dilepas  oleh investor dan kejatuhan harga hanya soal waktu saja. Terkait instrumen seperti Saving Plan milik Jiwasraya ini maka klaim polis sudah dipastikan akan terjadi secara bersamaan, akhirnya perseroan wajahnya akan membiru bak manusia kekurangan oksigen.

Nah repotnya lagi sebagai perusahaan BUMN Jiwasraya tak memiliki kemewahan untuk melakukan cut loss atau menjual sahamnya dalam posisi rugi untuk membayar klaim nasabah atas polis yang sudah jatuh tempo tersebut.

Karena jika dilakukan cut loss, maka akan menjadi temuan BPK sebab dianggap merugikan keuangan negara. Memang persoalan yang membelit Jiwasraya ini sangat kompleks.

Otoritas Jasa Keuangan(OJK) sebagai pengatur dan pengawas industri asuransi saat ini sedang melakukan berbagai simulasi untuk menyelamatkan Asuransi Jiwasraya ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun