Mohon tunggu...
Ferry Mulyanto
Ferry Mulyanto Mohon Tunggu... -

Profesi saya sekarang ini adalah sebagai seorang Dosen Informatika di Universitas Pasundan Bandung. Di sela-sela kesibukan mengajar saya juga berperan sebagai seorang System Administrator di Universitas Pasundan yang mengelola seluruh Infrastruktur IT yang ada. Saya seorang Coffee Addict, seluruh tubuh dan jiwa saya bangkit ketika cafein mengalir dalam aliran darah :). Saya menyenangi dunia IT sejak usia 18 tahun, VB adalah bahasa pemrograman pertama saya. Saya terlahir di dunia IT sebagai seorang programmer dengan bahasa C & Java sebagai Basic Skill saya. Hingga akhirnya saya diberikan tugas sebagai pengelola infrastruktur LAB dan menjadi pengelola hardware,software serta server. Saya memutuskan untuk mulai belajar bagaimana menjadi seorang Solopreneur agar mampu menjadikan semua skill yang saya miliki bernilai jual. Saya gabungkan semua Passion saya dalam satu area - Bisnis, IT Skill, Marketing Saat ini saya punya sebuah tim kecil yang selalu membantu saya untuk menyelesaikan setiap pekerjaan-pekerjaan baik IT maupun online marketing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IPK Setelah Lulus Kuliah, Penting atau Tidak?

1 Maret 2019   00:00 Diperbarui: 2 Maret 2019   11:16 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya IPK tinggi dan mempertahankannya bukan hal yang mudah. Kamu perlu bekerja keras dan konsisten agar nilaimu tidak merosot di tengah jalan. Itulah mengapa sebagian orang menganggap kalau tinggi rendahnya indeks prestasi merupakan cerminan karakter dan kedisiplinan seseorang.

  • IPK Tinggi Membuka Lebih Banyak Peluang

Nggak bisa dimungkiri, IPK tinggi akan memberikanmu lebih banyak peluang, apalagi kalau cum laude. Selain punya kesempatan lebih luas untuk meneruskan kuliah di dalam atau luar negeri, HRD perusahaan juga cenderung lebih tertarik pada kandidat yang ber-IPK bagus ketimbang yang pas-pasan.

Ya, bermodalkan IPK tinggi, kamu punya lebih banyak kesempatan untuk berkembang dan meraih kesuksesan di masa depan. Gampangnya, nilai ini bisa jadi kunci pembuka lolos seleksi tahap awal saat melamar kerja atau beasiswa.

IPK Tinggi tapi Skill Nol Besar. Buat Apa?

Berlawanan dengan pendapat sebelumnya, sebagian lainnya justru menganggap kalau skill dan kompetensi jauh lebih diperlukan ketimbang IPK. Buat apa IPK tinggi kalau kemampuan nonakademis dan kompetensi lainnya nol besar? Kira-kira begitu narasinya.

Pernyataan ini tidak salah, tapi juga tak sepenuhnya betul. Mayoritas perekrut kerja saat ini memang lebih mementingkan kompetensi tanpa melihat IPK-nya, terutama di perusahaan-perusahaan rintisan seperti startup. Yup, bagi mereka, skill serta kemauan untuk terus belajar dan berkembang jauh lebih penting dibandingkan sederet angka bernama IPK.

 

Jadi, IPK Itu Penting Nggak, sih?

Nah, dari poin-poin di atas bisa disimpulkan kalau IPK dan soft skill sama pentingnya bagi mahasiswa. Keduanya akan membantumu meraih kesuksesan di masa depan. Selain tekun belajar demi meraih IPK yang bagus, jangan lupa juga bekali diri dengan prestasi dan keahlian lain di bidang nonakademis yang kamu sukai, ya.

Meski pada akhirnya IPK dan kompetensi tak berhubungan secara langsung usai lulus kuliah, keduanya akan menjadi jembatan penting menuju kesuksesan di masa depan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun