Mohon tunggu...
Ferry Mario Zakaria Ngelo
Ferry Mario Zakaria Ngelo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Saya adalah Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional 2023 di Universitas Teknologi Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Teori Marxisme: Sejarah, Asumsi Dasar, dan Relevansi di Dunia Modern

21 Oktober 2024   08:54 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:22 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian 

Teori Marxisme adalah suatu aliran pemikiran yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels pada abad ke-19. Teori ini fokus pada analisis struktur sosial dan ekonomi serta konflik yang muncul akibat sistem kapitalisme. Menurut Marxisme, sejarah manusia adalah perjuangan antara kelas, khususnya antara kelas yang menguasai (borjuasi) dan kelas yang terjajah (proletariat). Konsep utama dalam Marxisme adalah bahwa ketimpangan yang dihasilkan oleh kapitalisme memerlukan perubahan radikal untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan setara.

Pokok-Pokok Teori Marxisme / Asumsi Dasar 

Materialisme Historis: Marx berpendapat bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh kondisi material dan cara produksi. Dengan kata lain, cara orang memproduksi barang akan mempengaruhi struktur sosial dan ideologi. Perubahan dalam teknologi produksi dapat mengubah kelas sosial dan menciptakan konflik.

Konflik Kelas: Marxisme melihat masyarakat terbagi menjadi dua kelas utama: borjuasi, yang memiliki alat produksi, dan proletariat, yang menjual tenaga kerja. Ketegangan antara kedua kelas ini menciptakan konflik, dan Marx percaya bahwa proletariat akan berjuang melawan borjuasi untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.

Teori Nilai Kerja: Menurut Marx, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Dalam sistem kapitalisme, buruh dieksploitasi, dan surplus nilai yang dihasilkan menjadi keuntungan bagi pemilik modal. Ini menunjukkan bahwa proletariat sering tidak mendapatkan kompensasi yang adil, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dan konflik.

Perubahan Sosial: Menurut Marx, perubahan sosial yang signifikan hanya dapat terjadi melalui revolusi. Proletariat yang terorganisir dan sadar akan eksploitasi yang mereka alami akan menggulingkan borjuasi dan mendirikan masyarakat tanpa kelas. Proses ini akan mengubah struktur sosial dan cara orang berpikir.

Imperialisme: Marx juga menganalisis imperialisme, di mana negara-negara kapitalis berusaha untuk menaklukkan pasar baru dan sumber daya di negara-negara lain. Dalam pandangannya, imperialisme adalah puncak dari perkembangan kapitalisme yang menciptakan ketegangan internasional dan konflik.

Studi Kasus: Revolusi Rusia 1917

Salah satu contoh penerapan teori Marxisme yang paling signifikan adalah Revolusi Rusia pada tahun 1917. Revolusi ini dipimpin oleh Bolshevik di bawah Vladimir Lenin dan berlandaskan pada ide-ide Marx. Ketidakpuasan rakyat Rusia terhadap ketidakadilan sosial, kondisi ekonomi yang buruk, dan keterlibatan dalam Perang Dunia I menciptakan suasana yang mendukung revolusi.

Sebelum revolusi, Rusia mengalami kesenjangan besar antara kelas pekerja dan aristokrasi. Meskipun kelas borjuasi kecil muncul, sebagian besar rakyat masih hidup dalam kemiskinan. Ketidakpuasan ini menjadi peluang bagi Lenin dan para Bolshevik untuk menyebarkan ajaran Marxisme, mendorong pekerja dan petani untuk melawan rezim Tsar. Melalui slogan “Bumi untuk petani, pabrik untuk pekerja,” Bolshevik berhasil menarik dukungan luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun