WSB dengan usianya yang masih sangat muda, tidak perlu rugi atau khawatir kehilangan kesempatan untuk menjadi pimpinan kota Surabaya. Waktu nya sebagai orang politik masih sangat panjang, tidak saja untuk politik di Surabaya, tapi juga Jawa Timur dan Nasional.
WSB juga tidak perlu khawatir dan rugi akan jatuh citra dan merasa kalah karena sudah mundur dari wawali. Karena sejatinya tidak ada pertempuran yang terjadi, tidak ada ideologi yang dikalahkan, dan nyata senyatanya masa rakyat tidak juga dalam jumlah besar yang turun kejalan menyikapi persoalan ini. Malah saya memiliki keyakinan dengan mundur dan ikhlas melepaskan kursi wawali ini, simpati warga akan berbalik arah apalagi jika WSB dapat menunjukan kerja-kerja ditengah masyarakat dengan lebih bermanfaat.
WSB juga tidak akan rugi karena tidak dapat ikut berperan dalam menentukan wajah dan arah perkembangan kota. Selain waktu yang sangat terbatas, WSB dengan mundur malah berpeluang lebih besar mengawasi dan mengkritisi Pemerintahan Kota agar berjalan di rel nya. Persoalan Tol tengah Kota yang selama ini dituduh DPRD Surabaya atau bahkan PDI-P ada kepentingan bisa terhapus dan makin jelas duduk persoalannya. Persoalan ketidak mampuan Pemkot menyelesaikan urusan pengesahan RTRW Surabaya 2010-2030 dari pemerintah pusat.
WSB juga tidak akan rugi dengan tidak jadi wawali malah akan jauh lebih bermanfaat diluar karena banyak persoalan PEMKOT yang terbengkalai dan akan sulit diselesaikan disisa periode ini, seperti Pasar Turi, MERR, Frontage Road, Soal KBS, angkutan massal Monorel dan Traim (hal yang mustahil tanpa adanya pengesahan RTRW Surabaya). Tentu akan jadi catatan buruk bagi Pemkot utamanya walikota jika banyak programnya tidak mampu diselesaikan, apalagi dengan dukungan warga yang sudah sangat besar.
Sebagai warga kota Surabaya, saya hanya berharap semoga persoalan ini segera selesai dan semua yang terilibat dapat mengambil sikap yang paling bijak dan tentunya yang paling bermanfaat bagi warga kota Surabaya dan pembangunan kota kedepan. Saya yakin sejarah akan tetap mencatat semua kebaikan, akan selalu menyimpan setiap perbuatan dan tindakan yang baik walau itu disembunyikan, dan pada masanya akan terungkap kebenarannya. Demikian juga untuk segala sesuatu yang buruk. Semoga semua pemimpin menyadari hal ini, dan kembali bekerja untuk warganya dan membuktikan segala janji janjinya.
Bagi TRH tidak ada lagi alasan untuk mundur, dukungan warga sudah sedemikian jelas, suaranya sudah sedemikian keras dan nyata. Mendukung Tri Risma Harini menjalankan amanah jabatannya hingga akhir dan membuktikan dapat membawa kota kearah yang lebih baik. Dan tentunya ada harapan besar lainnya, karena hanya TRH lah satu satunya saat ini pemimpin di Surabaya yang tahu persoalan kota ini dan didukung warga kota, maka harapannya TRH tidak meninggalkan amanah ini sampai akhir masa jabatannya 2015 nanti serta kembali maju dalam PILKADA 2015 untuk kembali membuktikan mendapat amanah dari warga kota (sekaligus bukti keberhasilan membangun kota dan memuaskan warga kota). Selain itu dengan kasus ini, rasanya TRH pada PILKADA 2015 harus maju dari jalur independen karena sebagai seorang birakrat sejati, tidak cocok TRH membangun kesepakatan dengan Partai Politik yang tentunya memiliki ideologi yang harus diperjuangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H