Mohon tunggu...
Ferry Koto
Ferry Koto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Usahawan, Memimpikan Indonesia Yang Berdaulat, Yang bergotong Royong untuk Mandiri dan Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Era Mahasiswa Membuka diri dan Memiliki sikap Politik

19 April 2014   21:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Refomasi, saat nya Mahasiswa bebas bersikap


Sungguh beruntung Mahasiswa, yang hidup pada era reformasi ini. Era dimana tidak adalagi kebijakan yang membelenggu, yang mengarahkan mahasiswa hanya kesatu arah sikap saja. Tidak lagi ada era NKK/BKK yang membungkam mahasiswa yang bersebrangan sikap dengan pemerintah, tidak ada lagi Pejabat Kampus yang bisa sewenang-wenang kepada mahasiswa yang memiliki pandangan politik berbeda.

Inilah era yang semestinya menjadi masa keemasan politik mahasiswa. Masa dimana mahasiswa bisa ikut berperan menentukan arah perjalanan bangsa, baik dengan fungsi kontrol sosialnya maupun terlibat aktif didalam perpolitikan tanah air. Tidak ada semestinya yang dapat menghalangi mahasiswa untuk bersikap dan berbeda pandangan dengan penguasa juga dengan kekuatan politik yang ada.

Dalam pandangan saya, di era inilah, apalagi dengan dukungan teknologi informasi saat ini, Mahasiswa harus berperan lebih aktif dalam perpolitikan tanah air. Tidak hanya sebagai kontrol sosial tapi bisa juga peran dalam mendorong terjadinya sebuah kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Dan sebuah kelaziman menurut saya (bahkan harus), mahasiswa membangun jaringan dengan kekuatan-kekuatan politik yang ada baik secara individu sebagai seoarang aktivis, maupun secara kelembagaan.

Saya tidak khawatir mahasiswa akan jadi alat politik, dimanfaatkan kekuatan politik. Karena sebagai makhluk dewasa, sebagai mahkluk intelektual, tentu mahasiswa sebagai pribadi tahu mana yang terbaik untuk mereka, pandangan politik, ideologi politik seperti apa yang cocok untuk mereka.

Sementara untuk lembaga Mahasiswa, saya juga tidak khawatir akan terjadi politisasi untuk mengarahkan dukungan pada kekuatan politik tertentu. Terlalu naif jika kita beranggapan demikian. Di era kebebasan informasi seperti ini, tentu berbeda sekali kondisinya dengan zaman aktifis dimasa lampau. Zaman ini, aktifis mahasiswa bisa bertukar informasi dengan demikian cepat, mencari informasi dengan begitu mudah, maka tentu mereka tidak akan mudah dikuasai oleh satu-dua kelompok politik tertentu.

Jadi hemat saya, pergerakan mahasiswa masa ini, haruslah pergerakan yang membuka diri terhadap semua perkembangan yang ada diluar dirinya. Bukan hanya melihat persoalan kemasyarakatan dan persoalan politik dari kacamata sebagai seoarang aktifis mahasiswa, tapi juga bisa menerima dan memperkaya diri dengan pengetahuan dan realitas politik yang ada dari kacamata pelaku politik itu sendiri.

Dengan membuka diri terhadap kondisi politik aktual dengan segala perbedaannya, jauh akan lebih mudah bagi mahasiswa mengidentifikasi apa sesungguhnya yang sedang terjadi diluar lingkungan mereka, kampus. Mengundang, menerima segala kekuatan politik hadir di kampus, mempersilahkan kekuatan tersebut berbagi gagasan, justru akan menambah referensi bagi mahasiswa dalam menentukan sikap politiknya, menetukan sikap pembelaannya kepada kepentingan rakyat terutama.

Hemat saya, inilah ere, dimana kampus dan mahasiswa harus dengan tegas menolak segala kebijakan sterilisasi kampus dari politik. Sterilisasi yang menjauhkan mahasiswa dari persoalan rakyat, dari persoalan bangsa dan negara. Persoalan yang semestinya mereka ketahui dan kenali dengan baik, karena sejatinya, segala persoalan tersebut akan menghampiri mereka saat mereka menjadi pemimpin dimasa mendatang.

Hidup Mahasiswa !!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun