Gerakan hijrah dikemas dalam pembingkaian kultural yang mampu memobilisasi, menginspirasi, dan melegitimasi aksi gerakan dalam bentuk menjadikan para aktornya menemukan makna religiusitasnya. Proses pembingkaian kultural berkaitan erat dengan diskursus bagaimana suatu gerakan hijrah melalui media sosial dapat memproduksi makna yang kemudian diyakini sebagai kebenaran oleh masyarakat.Â
Dari adanya gerakan hijrah yang diwadahi melalui media sosial ini, bagi para generasi muslim milenial akan lebih mudah untuk mengatur mereka bagaimana bertindak dan berperilaku karena sudah memahami apa yang dibenarkan dan tidak dalam agama (Riadi & Drajat, 2019).
Daftar Pustaka
Addini, A. (2019). Fenomena Gerakan Hijrah di Kalangan Pemuda Muslim Sebagai Mode Sosial. Jurnal Of Islamic Civilization, 109-118.
Aziz, M. A. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencaa Prenada Media.
E. Setiawan, e. a. (2017). Makna Hijrah Pada Mahasiswa Fikom Unisba di Komunitas (followers) Akun 'LINE@DakwahIslam'. MediaTor, 97-108.
Fuad, S. (2020). GERAKAN HIJRAH DAN KONSTRUKSI EMOSI KEISLAMAN DI PERKOTAAN. Mimbar agama.
Goffman, E. (1974). Frame Analysis: An Essay on The Organization of Experience. New York: Harper & Row.
Ibrahim, B. (2016). Memaknai Momentum Hijrah. STUDIA DIDKATIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(2), 65-74.
Merril, S., Keightley, E., & Daphi, P. (2019). Introduction: The Digital Memory Work Practices of Social. In The Palgrave Handbook of Social Movements, Revolution, and Social Transformation, 373-397. Retrieved from https://doi.org/10.1007/978-3-319-92354-3
Morris, A. (2019). Social movement theory: Lessons from The Socilogy of W. E. B. Du Bois. Mobilization, 125-136. Retrieved from https://doi.org/10.17813/1086-671X-24-2-125