Mohon tunggu...
Muhammad Dian Ferry Firmanda
Muhammad Dian Ferry Firmanda Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tidar|Admin Blog Lembaga Pers Mahasiswa M@T@ Universitas Tidar Magelang|

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mitos SNMPTN "Kupon Berhadiah"

4 Maret 2016   18:34 Diperbarui: 4 Maret 2016   18:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas tiga adalah masa-masa super sibuknya anak SMA. Belajar keras dan membagi waktu adalah usaha untuk mempersiapkan tryout, UAS (Ujian Akhir Sekolah), UN (Ujian Nasional) dan UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional). Bagi yang berkeinginan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, juga harus mempersiapkan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan beberapa Seleksi lainnya. Nah, kali ini saya akan berbagi tips dan pengalaman saya dalam memilih jurusan saat SNMPTN.

SNMPTN merupakan seleksi pertama yang diadakan secara Nasional untuk siswa lulusan SMA se-derajat pada  tahun tersebut. Lolos SNMPTN adalah impian semua orang. Betapa tidak, kita tidak perlu repot-repot mengikuti tes dan sejenisnya. Bahagia rasanya jika kita bisa lolos SNMPTN, apalagi di Jurusan dan Universitas yang kita inginkan. Namun  sebaliknya sedih dan kecewa akan sangat terasa jika kita tidak lolos seleksi tersebut. Kita sebagai manusia beragama, tentunya yakin dengan peribahasa “Manusia boleh berencana, Tuhanlah yang menentukan”. Memang sudah sepatutnya kita serahkan hasilnya kepada Tuhan, namun kita juga perlu berusaha untuk mencapainya. 

Setiap seleksi perguruan tinggi pasti memiliki point-point penilaian yang berbeda. Tapi sayangnya informasi tentang penilaiaan tersebut, khususnya SNMPTN sangat dirahasiakan. Oleh karena itu, banyak yang mengasumsikan bahwa lolos SNMPTN adalah Bonus atau seperti kupon berhadiah. Saya secara pribadi sangat tidak setuju dengan asumsi tersebut, walaupun dulu saya juga berasumsi seperti itu. Semua itu karena saya baru mengetahui yang sebenarnya. Memang penilaian dalam SNMPTN sangat di rahasiakan, namun beberapa sumber memberikan informasi mngenai hal tersebut.  Ada 9 kriteria penilaian dalam SNMPTN, antara lain:

1.      Nilai Raport
 Tidak semua mata pelajaran yang menjadi penilaian dalam SNMPTN, tetapi hanya beberapa mata pelajaran saja, yakni pelajaran yang akan di ujikan dalam UN, sesuai jurusan masing-masing,

2.      Nilai Mata Pelajaran yang akan dituju
 Misal kalian memilih jurusan Teknik Kimia disalah satu Universitas, maka yang akan menjadi penilaian besar adalah mata pelajaran Kimia.

3.      Konsistensi
 Artinya nilai raport dari semester 1 sampai semester 5 harus konsisten (stabil) secara grafik.

4.      Prestasi
 Prestasi akademik maupun non-akademik diluar sekolah sangat menjadi pertimbangan dalam penilaian SNMPTN.

5.      Akreditasi
 Akreditasi sekolah juga menjadi penilian PTN sebagai acuan kualitas akademik siswa tersebut.

6.      Prioritas
 Urutan pilihan jurusan sangat dipertimbangkan oleh masing-masing PTN, pilihan pertama otomatis menjadi prioritas utama dalam SNMPTN, artinya si A memilih Jurusan Teknik Sipil pada pilihan pertama dengan rata-rata nilai raportnya 85, dan si B memilih jurusan Teknik Sipil pada pilihan kedua dengan nilai rata-rat raportnya  90, dengan jurusan dan Universitas yang sama, si A lebih berpeluang Lolos dari pada si B. Bisa di simpulkan pilihan pertama adalah prioritas utama.

7.      Jumlah alumni di PTN tempat yang akan dituju
 Makin banyak alumni yang berada di PTN tersebut maka makin besar pula peluang lolosnya, tetapi prestasi alumni juga di perhitungkan oleh PTN tersebut.

8.      Faktor perkembangan SDM daerah
 Setiap PTN memberikan jatah kepada beberapa daerah yang kekurangan SDM yang berkualitas, dengan tujuan agar setelah lulus bisa mengembangkan daerah asalnya, baik dalam bidang perndidikan, ekonomi, sosial, maupun kesejahteraan masyarakat.

9.      Aturan khusus PTN masing-masing.

Berdasarkan berbagai sumber yang saya baca, Sembilan kriteria diatas merupakan kriteria penilaian dalam SNMPTN.

Kriteria tersebut bisa menjadi acuan kalian, tetapi saya akan memberikan salah satu tips yang penting untuk kalian (Khususnya siswa kelas 3). Pilihlah jurusan dengan baik. Mungkin kalian sudah punya pilihan jurusan di Universitas yang kalian impikan, atau mungkin kalian masih “Galau” dalam memilih jurusan. Tenang saja, pasti kalian akan menemukan jawabannya setelah membaca tulisan ini .

Nah, bagi kalian yang masih Galau dalam memilih jurusan, saya akan bantu kalian memilih jurusan. Pertama, jurusan apa yang kalian sukai atau minati. Kedua, nilai yang sudah kalian dapat. apakah pantas jika digunakan untuk masuk jurusan dan Universitas yang kalian inginkan. Misal, kalian minat dibidang biologi, pilihan pertama Biologi-Universitas Gajah Mada, pilihan kedua Biologi-Universitas Negeri Surabaya. Kalian memilih Biologi di UGM pada pilihan pertama, berarti kalian suadah menilai bahwa kalian pantas di UGM berdasarkan nilai dan prestasi kalian. kalaupun kalian tidak lolos di UGM, kalian mempunyai peluang masuk di pilihan kedua, berdasarkan nilai dan prestasi kalian.

Setelah kalian sudah menentukan pilihan jurusan, saatnya kalian membuat strategi. Berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman, baik yang gagal maupun yang berhasil lolos SNMPTN, memilih jurusan dengan tepat sangat penting dalam SNMPTN. Pilihan jurusan haruslah relevan, artinya berkesinambungan atau berhubungan antara pilihan 1, 2, dan 3. Misal pilihan pertama: Teknik Sipil, Kedua: Teknik Sipil, Ketiga: Arsitektur.

Saya dan beberapa teman termasuk yang tidak lolos dalam SNMPTN, baik satu sekolah maupun berasal dari sekolah yang berbeda. Rata-rata yang gagal adalah juara  di kelasnya. Jadi banyak yang menyimpulkan bahwa SNMPTN adalah “Kupon Berhadiah”, asumsi tersebut sangat salah besar.

**Mohon maaf sebelumnya, bukannya saya Sombong, tetapi saya hanya akan berbagi pengalaman saya** saya dulu termasuk peringkat tiga besar di kelas (Tepatnya Kelas Sains/ Kelas Unggulan full day school) semester pertama saya peringkat 3, semester II sampai semester V peringkat 1 berturut-turut.Tetapi pada kenyataannya saya gagal dalam SNMPTN, begitupun teman saya yang peringkat 2 dan 3 dikelas. Anehnya teman saya yang secara nilai dibawah saya dan teman saya, dia malah lolos SNMPTN. dari situlah saya berasumsi bahwa SNMPTN adalah Kupon Berhadiah.

Pengalaman adalah Pelajaran yang sangat berharga dalam hidup

Semenjak itu saya selalu menggali rahasia dibalik SNMPTN, selama setengah tahun saya berusaha untuk mencari jawaban dari kekecewaan saya ketika gagal SNMPTN. Mulai dari searching di internet, membaca berbagai buku, dan bertanya kepada teman-teman yang gagal maupun berhasil lolos SNMPTN. Akhirnya, saya mulai dapat menjawab pertanyaan saya dulu, “apa kesalahan yang membuat saya gagal dalam SNMPTN?”

Dulu pilihan saya dari pertama sampai ketiga secara berturut-turut (Geomatika-ITS, Transportasi Laut-ITS, Teknik Kimia-UNNES). Ada beberapa referensi, ini merupakan pilihan teman saya yang secara akademis merupakan juara kelas, bahkan selalu masuk tiga besar. Si A pilihannya (Kimia-UNESA Surabaya, Pendidikan Biologi-UNESA Surabaya, Pendidikan Sejarah-UNEJ Jember). Si B pilihannya (Kedokteran Hewan-Universitas Brawijaya Malang, Peternakan-Universitas Brawijaya Malang, Agroteknologi-UNEJ Jember). Si C pilihannya (Teknik Kimia-UGM, Teknik Geodesi-UGM, Kimia-ITS). mereka semua adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya. Tetapi pada saat pengumuman, mereka semua mendapat pesan “Selamat anda tidak lolos “.

Sedangkan beberapa teman saya yang secara akademis di bawah mereka yang gagal dalam SNMPTN, mereka malah Lolos. Misal si D pilihannya (Pertanian-Universitas Brawijaya Malang, Agroteknologi-Universitas Brawijaya Malang, Agroteknologi-Universitas Trunojoyo Madura), lolos Agroteknologi UB. Si E pilihannya (Teknik Sipil-ITS, Teknik Arsitektur-ITS, Teknik Sipil UNY Yokyakarta), lolos Teknik Sipil-ITS. Mereka bukan termasuk siswa yang terbaik di kelasnya, nilai mereka termasuk rata-rata di kelasnya, tetapi ketika pengumuman, merekalah yang lolos.

Menurut kalian, apa yang menyebabkan mereka lolos dan gagal.....?

Ya, betul. Yang membuat mereka gagal atau lolos adalah strategi mereka dalam memilih jurusan. Walaupun ada beberapa faktor lain. Strategi dalam memilih jurusan sangat penting, pilihan jurusan dari pilihan pertama sampai ketiga haruslah relevan atau satu bidang.

Perlu kalian tanamkan dalam pikiran kalian bahwa juara di kelas belum tentu berpeluang besar lolos SNMPTN. Begitupun dengan mereka yang terkenal pintar disekolah. Banyak dari mereka yang gagal, walaupun berprestasi di sekolah. Bahkan mereka yang biasa-biasa saja di kelasnya, justru lolos SNMPTN. faktor terbesarnya adalah mereka lebih bisa menilai dan mengukur kemampuanya untuk lolos di jurusan dan universitas yang mereka inginkan. Mereka lebih fokus dalam memilih jurusan, biasanya jurusan yang mereka pilih berkesinambungan alias sebidang. Jadi bagi kalian yang akan berjuang di SNMPTN jangan minder. Lolos SNMPTN adalah hak kalian semua. Hak bagi yang bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya. Jangan lupa minta do’a restu orang tua, karena do’a kedua orang tua juga bisa menjadi faktor keberhasilan anaknya. selain itu, kita sebagai manusia yang ber-Tuhan, sudah sepatutnya kita berdo’a dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan yang Maha Esa. Keberhasilan bukan hak mereka yang pintar, tetapi Keberhasilan adalah hak mereka yang bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya. Karena hasil tidak akan menghianati usaha. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita petik dikemudian hari. So... Keep spirit and believe that you can do it.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun