Mohon tunggu...
Ferry Febriana Putra
Ferry Febriana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Mewujudkan Transparansi di Era Digital: Tinjauan Tindak Pidana Korupsi dan Upaya Penanggulangan

3 Januari 2025   17:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Rumusan Masalah

  1. Apa saja bentuk tindak pidana korupsi digital yang sering terjadi di Indonesia?
  2. Apa saja faktor yang mempengaruhi maraknya korupsi digital dan bagaimana strategi efektif untuk menanggulanginya?
  3. Bagaimana strategi efektif untuk menanggulangi korupsi digital?

Tujuan

  1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk korupsi digital serta faktor penyebab utamanya.
  2. Memberikan rekomendasi solusi yang praktis dan efektif untuk mencegah serta menangani korupsi digital di Indonesia.
  3. Menyediakan rekomendasi solusi untuk mencegah dan menangani korupsi di era digital.

Dengan demikian, artikel ini bertujuan tidak hanya sebagai kajian teoretis tetapi juga sebagai panduan praktis untuk implementasi di lapangan

Metode

Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis melalui studi literatur dan data sekunder dari laporan pemerintah, jurnal ilmiah, dan berita terkini.

Analisis

Definisi Korupsi Digital Menurut Transparency International, korupsi digital mencakup penyalahgunaan teknologi untuk keuntungan pribadi, seperti penggelapan dana publik dan manipulasi data. Bentuk pelanggaran ini sering tidak terdeteksi karena kurangnya transparansi dalam sistem digital.

Hukum yang Relevan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) menjadi dasar hukum penting dalam mengatur tindak pidana dunia maya, termasuk korupsi digital. Namun, implementasinya masih menghadapi kendala, terutama dalam pengawasan dan penegakan hukum.

Penerapan Teknologi dalam Transparansi E-government, blockchain, dan big data digunakan untuk meningkatkan transparansi. Blockchain dapat memberikan transparansi dalam transaksi keuangan, namun penerapannya memerlukan infrastruktur dan regulasi yang kuat.

Bentuk-bentuk Korupsi Digital:

  1. Manipulasi Data Elektronik: Penyalahgunaan data keuangan untuk menutupi korupsi, sering terjadi pada lembaga keuangan yang minim sistem keamanan.
  2. Penyalahgunaan Sistem E-Government: Mengubah informasi atau transaksi, seperti menghapus data pajak demi keuntungan pribadi.
  3. Pencucian Uang Digital: Penggunaan cryptocurrency untuk menyembunyikan dana hasil korupsi melalui transaksi anonim.

Faktor Penyebab:

  1. Kurangnya Pengawasan Teknologi: Banyak instansi belum memiliki sistem pengawasan teknologi yang memadai.
  2. Minimnya Literasi Digital: Kurangnya pemahaman tentang keamanan digital membuat pelaku korupsi lebih mudah beraksi.
  3. Celah Hukum: Beberapa kejahatan digital belum diatur dengan jelas, sehingga hukum kesulitan mengikuti perkembangan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun