Untuk ayah,
Ku ambil setangkai mawarÂ
Sebagai tanda cintaÂ
Tapi dia buang bagai belukarÂ
Untuk ayah,
Ku bawakan buah tanganÂ
Hasil menyemai padi di ladangÂ
Ingin hati mendapat pujian
Namun kandas berujung hina dan cercaanÂ
Untuk ayah,
Ku berikan kado di ulang tahunnya
Sebagai ucapan maaf yang tertundaÂ
Bukan pelukkan hangat yang ku dapatÂ
Justru ancaman yang kian mendekat
Tangisku pun mengalir deras
Ditemani sajak hujan yang kembali mengeras
Aku sendiri merindu pagi
Memeluk sepi, tanpa seorang pun di sisi
Hari demi hari ku lewati
Meski ayah kerap memarahi
Namun ku berdoa akan datang hari
Dimana ayah mau menerima dan mencintaiku
lagi.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H