Ceriaku masih sama kala senja tiba.
Sembari duduk di bawah rindangnya cemara.
Ditemani sajak-sajak indah dari para dara.
Menyejukkan rasa, menyegarkan jiwa, meneduhkan raga.
Si jingga tiba-tiba menua.
Ditemani gemuruh debu dan suara teriak para manusia.
Awan gelap bercampur kilat, menakutkan dunia.
Mencekam, tak sampaikah suaraku pada-Nya?
Ku palingkan wajah menuju sang puncak yang berkabut.
Percikan merah terus keluar dari dalam perutnya.
Derasnya hujan dan lava yang mengalir kembali bertaut.
Meresahkan, membingungkan, mengundang tanya.
Ku teruskan langkah dalam ketidakpastian.
Walau lelah hayati kian memuncak.
Doaku terucap untuk mereka yang berlindung dalam harapan.
Di tengah harmoni alam yang senantiasa bergejolak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H