Mohon tunggu...
Ferry Nalle
Ferry Nalle Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Penulis Dasar

Belajar menulis dalam kanvas yang tipis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisikkan Semeru

6 Desember 2021   19:10 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ceriaku masih sama kala senja tiba.
Sembari duduk di bawah rindangnya cemara.
Ditemani sajak-sajak indah dari para dara.
Menyejukkan rasa, menyegarkan jiwa, meneduhkan raga.

Si jingga tiba-tiba menua.
Ditemani gemuruh debu dan suara teriak para manusia.
Awan gelap bercampur kilat, menakutkan dunia.
Mencekam, tak sampaikah suaraku pada-Nya?

Ku palingkan wajah menuju sang puncak yang berkabut.
Percikan merah terus keluar dari dalam perutnya.
Derasnya hujan dan lava yang mengalir kembali bertaut.
Meresahkan, membingungkan, mengundang tanya.

Ku teruskan langkah dalam ketidakpastian.
Walau lelah hayati kian memuncak.
Doaku terucap untuk mereka yang berlindung dalam harapan.
Di tengah harmoni alam yang senantiasa bergejolak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun