Mohon tunggu...
ferra masitoh
ferra masitoh Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

“We forget that the water cycle and the life cycle are one.” — Jacques Yves Cousteau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Edukasi Konservasi Lahan di Desa Jedong Wagir Malang, Tahun 2022

25 Oktober 2022   13:35 Diperbarui: 25 Oktober 2022   13:50 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan ketersediaan sumber daya lahan akan meningkatkan tekanan manusia atas penggunaan sumber daya alam secara berlebihan sehingga akan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang berakibat banjir, erosi tanah, longsor, kekeringan maupun peningkatan lahan kritis yang berakibat pada penurunan kemampuan atau produktivitas sumber daya lahan. 

Lahan merupakan bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan baik yang meliputi tanah beserta berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim,  relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia (UU Nomor 37 Tahun 2014). 

Segala bentuk campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hidupnya diartikan sebagai penggunaan lahan. Penggunaan lahan dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk  Perubahan penggunaan lahan merupakan salah satu fenomena yang terjadi di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. 

Penggunaan lahan di Desa Jedong terklasifikasi menjadi 8 tipe penggunaan lahan, antara lain hutan, kebun, ladang, lahan kosong, permukiman, semak belukar, sungai, dan sawah tadah hujan. 

Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, perubahan penggunaan lahan di Desa Jedong cukup signifikan. Perubahan penggunaan lahan tersebut diakibatkan adanya alih fungsi lahan dari hutan menjadi permukiman, perkebunan, dan sawah tadah hujan.

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau peruntukkannya akan menimbulkan kerusakan lahan baik kerusakan fisik, kimia, maupun biologis. Perubahan penggunaan lahan ini berdampak pada aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. 

Aspek lingkungan memiliki dampak yang paling besar dari alih fungsi lahan ini, salah satunya adalah terjadinya erosi. Erosi merupakan gerak massa yang mengakibatkan terpindahnya material tanah secara alamiah, ataupun dipercepat oleh aktivitas manusia. Berdasarkan survey lapangan ditemukan lebih dari 20 lokasi di Desa Jedong yang memiliki gerak massa tanah.  

Nendatan dan Erosi Lahan/dokpri
Nendatan dan Erosi Lahan/dokpri

Erosi memberikan dampak negatif bagi lahan yang menyebabkan adanya lahan kritis. Penyebaran lahan kritis di Desa Jedong sangat dipengaruhi oleh geologi dan geomorfologi di daerah tersebut. 

Desa Jedong memiliki lima kategori lahan kritis yaitu tidak kritis, potensial kritis, agak kritism kritis, dan sangat kritis. Lahan yang termasuk kategori agak kritis hampir menempati setengah dari luasan Desa Jedong yaitu sebesar 158,42 ha atau 42% pada tahun 2015 dan 186,14 ha atay 49% pada tahun 2022. Kondisi ini menunjukkan perlunya konservasi lahan.

Upaya konservasi lahan menjadi tanggung jawab banyak pihak, termasuk Universitas Negeri Malang (UM) sebagai salah satu kampus di Malang. Pada hari Jumat, 9 September 2022, Tim Pengabdian Masyarakat dari Jurusan Geografi UM, mengadakan edukasi konservasi lahan. 

Kegiatan ini diselenggarakan dengan kerjasama antara perangkat desa Jedong, dan UM. Kegiatan dilaksanakan di Pendopo Desa Jedong, dan dihadiri oleh semua perangkat desa, dan semua ketua RW. 

Tim Pelaksana Kegiatan diketuai oleh Dr. Didik Taryana, M.Si, dengan anggota dosen Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si. Anggota pelaksana mahasiswa adalah Febbi Misbaqul Sofia dan Gunawan Triyono. Kegiatan diisi dengan Edukasi konservasi lahan oleh pemateri dari UM yaitu Ferryati Masitoh, S.SI, M.Si. 

Diskusi permasalahan dan solusi mengenai konservasi lahan di Desa Jedong/dokpri
Diskusi permasalahan dan solusi mengenai konservasi lahan di Desa Jedong/dokpri

Tim Pengabdian Masyarakat dan Perangkat Desa Jedong/dokpri
Tim Pengabdian Masyarakat dan Perangkat Desa Jedong/dokpri

Diskusi mengenai kondisi lahan juga berlangsung cukup baik. Ketua RW 9, menceritakan bahwa kearifan lokal perlu diisi dengan data dan informasi terbaru mengenai konservasi lahan, untuk menjaga lahan tetap lestari. 

Salah satu perangkat desa juga menceritakan bahwa lahan di bagian hulu terjadi kerusakan lahan dalam bentuk alih fungsi lahan ke perkebunan yang justru menganggu ekosistem. 

Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya hama serangga yang menyerang tanaman. Tim teknis pengurus air Desa Jedong juga menyampaikan bahwa kebutuhan sumber air meningkat, akibat jumla penduduk dan aktivitasnya semakin banyak, sementara mataair di debitnya berkurang akibat hutan yang juga mulai berkurang. 

Kegiatan edukasi yang dimulai pada jam 07.00 WIB berakhir pada pukul 09.30 WIB, berlangsung dengan baik. Acara diakhiri dengan pemberian poster edukasi konservasi lahan. 

Kegiatan ini diharapkan menjadi bagian dari transfer keilmuan dari kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi kepada masyarakat sekitar kampus, untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap konservasi lahan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun