Mohon tunggu...
Ferry Ardiyanto Kurniawan
Ferry Ardiyanto Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis itu bebas

Menulis untuk menguji kapasitas.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Sandi Bicara Nasib Guru Honorer, Oasis atau Fatamorgana?

18 Maret 2019   19:29 Diperbarui: 19 Maret 2019   22:31 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Honorer K2 Palopo memanjatkan doa bersama kepada korban gempa bumi dan tsunami di palu, donggala dan sigi biromaru di depan gedung DPRD palopo, Senin (01/01/2018) (Foto: KOMPAS.com/AMRAN AMIR )

Dan pada masa SBY juga guru PNS memiliki gaji pokok kurang lebih sebesar 3-5 juta, belum ditambah oleh tunjangan profesi serta gaji ke 13. Nah, era SBY sempat mempermudah jalan bagi para guru honorer untuk menjadi PNS, tepatnya tahun 2006 terjadi pengangkatan guru honorer ke PNS secara besar-besaran.

Sedangkan era sekarang, Jokowi hanya melanjutkan program sertifikasi dan menambah THR atau gaji ke-14. Tapi ada wacana menjelang 17 April Jokowi akan menaikan gaji PNS. 

Pemerintah saat ini mencoba mencari jalan keluar dari masalah guru honorer dengan membuka rekrutmen PNS, baik jalur umum maupun P3K, tapi sepertinya hal tersebut belum bisa mengurangi tingginya kesenjangan gaji antara guru honorer dengan pegawai-pegawai BUMN.

Kembali pada debat cawapres semalam, memang Sandiaga Uno mengatakan bahwa dirinya akan menaikan status guru honorer. Terlepas dari bagaimana caranya nanti, tentu pernyataan ini mampu sedikit membukakan pintu harapan para guru honorer. 

Misalnya harapan akan wacana yang sudah lama beredar tentang gaji guru honorer yang disesuaikan dengan UMR atau mengalokasikan gaji guru honorer dalam APBN, mungkinkah? Perihal UMR, bahkan juru bicara Prabowo-Sandi pun sempat menyinggungnya di salah satu acara televisi swasta. Tapi, tak ada salahnya berharap pada pemimpin baru nanti.

Pada akhirnya semua hanya retorika saat para capres/cawapres berkampanye. Namun kita juga tak bisa menyangkal bahwa kelak peningkatan kesejahteraan guru honorer akan dilakukan oleh pemimpin Indonesia terpilih. Naif rasanya jika banyak orang yang anti pada politik tapi dirinya menginginkan perubahan yang justru perubahan tersebut dilaksanakan secara politis.

Maka debat cawapres semalam atau bahkan pemilu tahun ini ibarat oasis, kelak apakah ia nyata atau hanya fatamorgana? Apakah kesejahteraan guru, jawaban akhirnya adalah PNS? Presiden terpilih nanti yang akan menjawabnya. 

Dan semoga di tangan pemimpin yang baru, tak hanya jalan tol atau kartu sakti yang terus menerus digaungkan, tapi jalan menuju keadilan dan kemakmuran lah yang harus menjadi prioritas. Jangan dulu berbicara Industri 4.0 apabila negara masih abai terhadap masa depan Guru, honorer khususnya. []

(Perbandingan gaji guru dari masa ke masa mengambil referensi dari tulisan Mustafa Kamal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun