Ibarat "nasi sudah menjadi bubur", konsekuensi ditariknya kaum milenial ke dalam arena politik yang kotor adalah kesediaan kita untuk menerima kaum milenial di Indonesia terkontaminasi oleh rasa benci, permusuhan, dendam, dan intoleransi yang juga ramai akhir-akhir ini.Â
Kita mesti terima itu sebagai resiko dari tingkah laku para elit politik di Indonesia. Namun, tak dapat juga kita katakan semua problem tersebut berdampak pada seluruh anak muda, bisa kita katakan hanya sebagian. Tapi jangan mengatakan tak ada dampaknya! Jelas berdampak pada kelangsungan nasib Indonesia di tangan para generasi milenial.
Pada akhirnya, apa yang bisa milenial lakukan di tengah gejolak politik Indonesia hari-hari ini? Ikut masuk di dalamnya atau bergerak di luar itu, misalnya menggaungkan apa yang disebut Revolusi Industri 4.0, menelisik potensi SDM Indonesia untuk menyongsong masa depan.Â
Kalian akan memilih sendiri jalan menuju masa depan itu, kemungkinan ada campur tangan politik atau tidak, bukan itu soalnya. Tapi energi yang dimiliki milenial, didistribusikan secara optimal untuk kemajuan bangsa. Murni untuk kemajuan bangsa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H