Mojokerto (05/05/2023) Tepung tulang ikan adalah produk yang dihasilkan dari pengolahan tulang ikan menjadi bubuk halus. Tulang ikan ini biasanya berasal dari limbah ikan yang telah diproses, seperti sisa ikan setelah diambil dagingnya untuk konsumsi manusia atau ikan yang kurang bernilai komersial. Selain itu, tepung tulang ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dan digunakan sebagai bahan pakan dalam industri ternak. Tepung tulang ikan  yang dapat digunakan dalam berbagai industri seperti pengelola ikan, pengolahan limbah, dan pakan ternak, telah menjadi sumber daya yang berharga. Namun, banyak pengelola ikan  yang belum bisa memanfaatkan potensi bisnis ini secara maksimal.
 Ada beberapa penjelasan mengenai penggunaan tepung tulang ikan dalam pakan ternak:
Sumber kalsium dan fosfor: Tepung tulang ikan kaya akan kalsium dan fosfor, dua mineral penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada hewan. Kalsium dan fosfor adalah komponen utama dalam pembentukan struktur tulang dan gigi yang kuat. Tepung tulang ikan dapat membantu mencegah defisiensi kalsium dan fosfor pada hewan unggas atau ternak ikan.
- Sumber protein: Tepung tulang ikan juga mengandung protein yang tinggi. Protein adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh hewan. Tepung tulang ikan dapat digunakan sebagai sumber protein yang murah dan berkelanjutan dalam pakan ternak.
- Sumber mineral dan elemen jejak: Selain kalsium dan fosfor, tepung tulang ikan juga mengandung berbagai mineral dan elemen jejak seperti magnesium, kalium, seng, dan selenium. Mineral dan elemen jejak ini penting untuk fungsi tubuh yang optimal, termasuk kesehatan tulang, sistem saraf, dan sistem kekebalan hewan ternak.
- Peningkatan kecernaan pakan: Tepung tulang ikan dapat membantu meningkatkan kecernaan pakan ternak. Kandungan asam amino dan kolagen dalam tepung tulang ikan dapat merangsang produksi enzim pencernaan dalam saluran pencernaan hewan, sehingga membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik dari pakan yang dikonsumsi.
Sumber energi: Meskipun tepung tulang ikan tidak mengandung karbohidrat yang signifikan, ia dapat memberikan sumber energi melalui lemak yang terkandung dalam tulang ikan. Lemak ini dapat memberikan tambahan kalori dalam pakan ternak
Penggunaan sebagai Pupuk Organik Tepung tulang ikan juga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kandungan mineral dalam tepung tulang ikan memberikan nutrisi penting bagi tanaman dan membantu dalam pertumbuhan akar dan perkembangan tanaman yang sehat.
Keamanan dan Regulasi  Penting untuk memastikan bahwa tepung tulang ikan diproduksi dengan standar keamanan dan higienis yang tinggi. Hal ini melibatkan pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengolahan yang tepat, dan kepatuhan terhadap regulasi dan standar pangan yang berlaku di setiap negara.
Ada beberapa proses pembuatan tepung tulang :
1.Siapkan limbah tulang ikan, kemudian cuci hingga bersih
2.Direbus selama 30 ( agar mempermudah membersihkan tulang ikan dari sisa daging yang masih menmpel)
3.Cuci Kembali menggunakan sikat untuk membersihkan daging yang masih menempel
4.Rebus Kembali agar tulang lebih lunak
5.Tiriskan tulang kemudian taruh keloyang dan di keringkan dengan oven/dijemur di bawah sinar matahari
6.Tulang yang sudah kering di blender hingga menjadi tepung
7.Tepung siap digunakan Dari tahap ini saya memperpraktekan kepada target sasaran pengelola ikan nila untuk menjadi sebuah produk inovasi terbaru tentang pembuatan tepung menggunakan tulang ikan. Mengingat bahwa tulang ikan yang sebelumnya hanya menjadi sampah limbah maka dengan hal ini bisa digunakan menjadi inovasi  produk yanmg bermanfaat yakni tepung tulang ikan.
Penggunaan sebagai Pupuk Organik Tepung tulang ikan juga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kandungan mineral dalam tepung tulang ikan memberikan nutrisi penting bagi tanaman dan membantu dalam pertumbuhan akar dan perkembangan tanaman yang sehat.
Keamanan dan Regulasi  Penting untuk memastikan bahwa tepung tulang ikan diproduksi dengan standar keamanan dan higienis yang tinggi. Hal ini melibatkan pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengolahan yang tepat, dan kepatuhan terhadap regulasi dan standar pangan yang berlaku di setiap negara.
Penulis : Ferry Ardacandra N.S /1212000300