Sudah mual dan muak telinga ini membaca dan mendengar komentar pengamat busuk di media. Meski tidak semua, tetapi yang sering nongol di media massa, banyak pernyataan busuk yang menyulut permusuhan dengan cara melakukan pembelaan mati-matian terhadap salah satu capres, baik itu pujian ke Prabowo, hujatan ke Jokowi, atau sebaliknya pembusukan citra Prabowo dan melakukan pengharuman Jokowi. Untuk apa? hasilnya apa? Pasti hasilnya juga busuk!!!
Saya tak habis pikir (dan pikiran saya memang tak boleh habis apalagi busuk) kenapa para pakar di negeri ini pada gemar mencaci maki orang lain dan memuji sedemikian rupa pilihan sendiri, kelompok atau apalah yang mewakili , terserah lho,,lho pade,,,,#
Disini saya menulis, sebelum otak pakar makin membusuk, dan bicara lantang di media dengan tuduhan busuk dan pikiran picik busuk, alangkah baiknya kita menata ulang kesadaran kita, Siapa kita? Kita adalah manusia yang dicipta dari setetes AIR MANI yang hina. Untuk apa berkata busuk, menilai orang lain busuk, dan menyimpan kebusukan untuk sebuah kepentingan tertentu. Halah,,,,,bajingan saja enggan berkata busuk. Lantas apa maunya PENGAMAT BUSUK BERKATA BUSUK..!!!?
Nah, yang busuk-busuk pikirannya pasti minta saya tunjuk hidung, siapa pengamat Busuk itu?? Okay...Aku tunjuk hidung saja, tapi saya tidak mau, karena bisa jadi hidung pengamat busuk itu juga sudah busuk dan bau tanah. Yach, kita semua akan kembali ke tanah,menidurkan keangkuhan kita, mendiamkan kesombongan kita pada senyap kubur.
Lantas siapakah Pengamat Busuk di Negri ini??!
Mereka adalah pengamat yang menjual poipularitas dan gelar sarjananya, hanya demi keuntungan sesaat saja......!!!
Mohon Maaf lahir batin
#Mt Idul Fitri 1435 H/2014
Salam buat temen2 aktivis di Madura Institute
www.maduraexpose.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H