Mohon tunggu...
Ferry Alamsyah
Ferry Alamsyah Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketing

Founder (Olshopinbae, Sandal Bandung, Ferrymarket) | Digital Marketing | Dropshipper | Blogger | Membangun usaha berbasis digital | Kontak: halo@ferry.biz.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memandang Musibah dari Kacamata Agama

27 April 2023   01:52 Diperbarui: 27 April 2023   01:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: Pinterest.com/MB__DZ

Siapa sih orangnya yang hidup di kolong langit ini yang nggak pernah mengalami musibah atau permasalahan dalam hidupnya? Saya yakin sekali tak ada satupun orang yang luput dari permasalahan hidup, termasuk saya dan anda. Permasalahan hidup banyak macam ragamnya, entah sakit, kehilangan pekerjaan, terlilit hutang, dan lain-lain. Pokoknya hal yang tidak menyenangkan yang kita alami itu adalah permasalahan atau biasa disebut dengan musibah.

Nah, untuk kita muslim beragama Islam pastinya yakin dan percaya bahwa baik musibah/permasalahan atau sebaliknya kesenangan dan kenikmatan itu tak luput atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Dan hal itu menjadi rukun iman yang keenam yaitu percaya dan yakin akan takdir baik dan takdir buruk.

Berbicara musibah, selama kita masih hidup di dunia pasti akan terus mengalaminya, karena kita bukan sedang hidup di surga yang penuh dengan kesenangan dan tak ada permasalahan secuil pun. Harus kita sadari juga, bahwa kita tidak sedang tinggal di neraka yang mana tak ada kesenangan sama sekali alias penderitaan sepanjang masa. 

Patut kita sadari saat ini kita sedang tinggal di dunia yang mana antara permasalahan dan kesenangan akan terus berganti. Maka dari itu, sesulit apapun permasalahan yang kita alami, pasti akan ada akhirnya, berganti dengan kesenangan.

Yang harus kita kaji adalah bukan hanya suka atau tidak atas musibah/permasalahan. Namun, baiknya kita renungkan atas permasalahan yang datang menimpa kita itu apakah ujian? Atau teguran atas perbuatan lalai kita sebagai muslim yang memiliki tanggung jawab dalam menjalankan agamanya? Disini kita harus jujur terhadap diri sendiri. 

Setelah kita renungkan bahwa permasalahan yang datang yakin adalah ujian dari Tuhan, patutnya kita bersabar. Wah, kalau cuma bicara "sabar" doang sih gampang. Ya, iya, emang gampang. Tapi coba pikir kembali, sabar atau tidak dengan permasalahan yang datang tetap saja permasalahan itu harus kita lalui. 

Bedanya, jika dilalui dengan sikap kesabaran, kita akan mendapat nilai plus gede banget yaitu Surga balasannya, kalau nggak percaya silakan tanya ke ahli agama (ulama, kiyai, ustadz) balasan orang sabar itu apa. 

Perlu saya garis bawahi disini ya, bahwa sikap sabar itu bukan hanya diam berpangku tangan saat mengalami permasalahan. Tetap kita wajib mencari jalan keluar atas permasalahan yang kita hadapi sambil kita berpasrah kepada Allah SAW.

Yang kedua, setelah kita renungkan bahwa permasalahan yang datang itu merupakan teguran dari Tuhan maka segera kita bertobat kembali kepada jalan agama, dan perbanyak memohon ampun kepada Tuhan dengan memperbanyak zikir istighfar.

Jadi, jangan cepat mengambil kesimpulan atas musibah/permasalahan yang datang itu adalah ujian dari Tuhan. Harus kita kaji dan renungkan dulu, dan pastinya harus bersikap jujur terhadap diri sendiri. Misalnya, dulu saat masih pengangguran, kita sholat 5 waktu rajin nggak ketinggalan berjamaah di masjid. Setelah mendapat pekerjaan, boro-boro shalat berjamaah, bahkan shalatpun ditinggalkan. 

Nah, saat permasalahan datang berupa PHK jangan anggap itu suatu ujian, bisa jadi PHK itu adalah teguran dari Tuhan atas berubahnya amalan kita dari baik menjadi buruk (meninggalkan shalat) gegara sibuk bekerja. Setelah menyadari hal itu, lantas bertobat kembali kepada jalan agama, InsyaAllah Tuhan akan anugerahkan sebuah pekerjaan yang jauh lebih baik dari pekerjaan sebelumnya.

Permasalahan atau musibah itu bersifat ujian hanya untuk orang-orang shaleh, seperti Ulama, Ambiya, dan para Nabi. Semakin tinggi tingkat keshalehan seorang hamba, maka semakin berat ujian yang dialaminya. Maka jangan heran, orang yang paling berat ujian hidupnya adalah Sayidina Muhammad SAW. Karena beliaulah orang yang paling Shaleh, dan orang yang paling tinggi derajatnya di 'sisi' Allah SWT.

Jadi, jika dilihat dari kedua sifat musibah atau permasalah yang datang menimpa, baik itu bersifat teguran atau ujian, maka musibah/permasalahan yang datang tidaklah mengerikan. Karena musibah yang datang menimpa, kadar kesulitannya sudah disesuaikan dengan kemampuan si hamba oleh Tuhannya yang Maha Teliti. Alhasil, ketika si hamba melewati musibah tersebut, hal itu semakin bertambah keyakinan kepada Tuhan-nya.

Yang mengerikan adalah ketika musibah datang sudah bersifat LAKNAT atau AZAB atas perbuatan kebanyakan manusia yang sudah melampaui batas, Nauzhubillah min Zalik!!! Hal itu pernah terjadi di masa kaum-kaum terdahulu seperti terhadap kaum Nabi Luth, Fir'aun beserta pasukannya, dan lain-lain. Tak menutup kemungkinan di masa kini musibah yang bersifat LAKNAT atau AZAB akan turun kembali, Nauzhubillah.., semoga aku dan kalian tak mengalaminya.

*Artikel ini pernah ditulis di blog pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun