"Wah.. wah.. wah.., dasar orang tua gendeng, masa dia (orang tua) enak-enakan menunggang keledai sementara sementara anak yang masih kecil itu yang berjalan kaki sambil menuntun keledai, yang benar aja pak!!! orang tua ko' gitu sich..!?", Begitulah teriakan yang berasal dari kedai warung.
Sontak teriakan itu terdengar oleh si orang tua, karena merasa malu, maka si orang tua tersebut turun dari tunggangan keledai dengan wajah yang sangat bingung beradu pandang kepada si anak yang juga kebingungan juga.
AHAA..!! Sesaat kemudian rupanya si ayah seperti mendapat ide yang sangat 'cemerlang' maka disuruhlah si anak mengambil sebilah bambu yang kokoh tergeletak di pinggir jalan. Tanpa pikir panjang si anak menuruti perintah dari sang ayah, setelah bambu didapat dan diserahkan kepada sang ayah.
Si anak bertanya:Â "Bambu ini buat apa ayah?"
Sang ayah menjawab: "Setelah jauh perjalanan yang kita tempuh ini, segala kritikan terus mendera kita, ayah rasa barang kali dengan cara ini maka perjalanan mudik kita takan mendapat kritikan lagi".
Si anak kembali bertanya: "Apa yang ayah perbuatan sekarang?".
Sang ayah menjawab: "Hanya ini yang belum kita lakukan nak.., yaitu kita ikat keledai kita di bambu ini lalu kita gotong berdua".
Si anak kecil yang masih polos dengan bangganya atas usulan ayahnya itu berkata: "Oke...dechhh ayahku!!!".
Maka di gotonglah keledai yang telah diikatkan ke bambu tersebut.
Pengembara gila: "Ckckckck.., aku heran sekali atas kejadian yang ku lihat ini. Sebenarnya aku yang gila atau mereka yang gila?!", gumamnya.