Dan sebaiknya ke depan film ini direvisi dan dibuat ulang lagi dengan versi yang lebih komprehensif, sehingga tidak ada mendeskriditkan fihak fihak lain serta mengkultuskan, satu fihak saja (yang mana hingga saat ini Supersemar itu juga masih misteri).
Menjelang itu, bila tetap ditayangkan juga tentu tidak apa. Dan kalau mau mengarahkan untuk nobar misalnya, terutama ntuk kaum milenial yang belum pernah nonton. Tidak perlu memaksa semua masyarakat, semua elemen nonton itu. Dan juga tidak perlu banyak banyak analisa tidak jelas dan bahkan provokatif soal ini. Santai saja.
Kita sepakat dan wajib sama sama bahwa PKI dilarang dan mengawasi, hati hati dan waspada. Tetapi tidak perlu berlebihan menyikapi apalagi ilusi. Urusan tonton menonton filmnya saja pun analisanya kemana mana.
Anda mau nonton lagi malam ini? Silahkan, monggo, mangga. Semoga bijak dalam menjelaskan kepada anak anak generasi baru yang tidak tahu tentang sejarahnya (yang sebenarnya mereka juga tetap mempelajari di pelajaran pelajaran sekolah tentang ini).
Apakah saya akan menonton? Ya paling pencet pencet remote numpang lewat sembari lihat sekilas dan cari cari acara lain yang lebih menarik. Karena saya generasi 1970-an yang terkena wajib tonton di era orde baru dulu dan juga sudah baca baca referensi referensi lainnya, saya sudah jenuh dan bosan dan merasa tidak sepenuhnya pas tentang film tersebut. Banyak gimmicknya istilah anak anak muda zaman sekarang. Menunggu versi baru yang lebih representatif dan komprehensif. Semoga ada dan cepat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H