Mohon tunggu...
Ferry Fitrianto
Ferry Fitrianto Mohon Tunggu... Lainnya - penulis di beberapa media

IG

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filantropi Islam dalam Arus Tradisi Tahlil

18 Oktober 2022   11:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   11:05 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kedua, kalimah tauhid akan menolong kita saat hari pengadilan kelak. Dalam kitab Tanbihul Ghofilin ada sebuah hadis yang menyebutkan bahwa kalimah tauhid yang rajin kita amalkan, insya Allah dapat menyelamatkan kita dari siksa Allah di akhirat nanti. Kalimah tauhid disebut juga sebagai kalimat tunjiyat, artinya kalimah penyelamat dari azab Allah Swt.

Ketiga, dengan kalimah tauhid ini dosa orang yang meninggal akan dihapus. Dalam hal ini Syekh Sanusi menamakan kalimah tauhid sebagai kalimah fida'  yaitu kalimah penebus dosa, yaitu saat kita membaca kalimah tauhid dengan rasa ikhlas dan kita tunjukkan pahalanya untuk orang yang sudah meninggal dunia, maka insya Allah dapat menghapus dosa sedikit demi sedikit.

Inilah salah satu keutamaan yang dituju dalam tahlilan. Ini juga yang menjadi alasan mengapa kita harus berdoa bersama-sama yaitu tujuannya agar kita membaca kalimah tauhid sebanyak mungkin.

Keempat, tahlilan memberikan pesan moral-spiritual bagi kita yang masih hidup agar mengingat kematian. Jika sekarang kita membacakan tahlil untuk orang yang meninggal, maka suatu saat kita juga akan ditahlilkan. Dan bila saat ini kita berleluasa hidup di dunia maka suatu saat kita pasti akan masuk ke dalam perut bumi untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita.

Secara eksplisit kegiatan tahlilan mengisyaratkan sebuah pelajaran yang bernilai sangat besar yaitu kita diajarkan untuk selalu besikap dermawan baik dikala senang ataupun susah. Tahilian juga membentuk ikatan solidaritas yang kuat selain itu tahlilan juga mengajarkan pada kita untuk selalu bersedekah. Sedangkan secara implisit Tahlilan memiliki sebuah episode kehidupan yang dilalui umat manusia dan akan ditutup dengan sebuah layar yang bernama kematian. Kita sadar bahwa tubuh kita suatu saat akan binasa dan perjalanan hidup akan disetop oleh kematian maka hal ini akan mengantarkan pada diri seseorang agar lebih bijaksana dalam menggunakan kehidupannya. Semakin cepat tanggap seseorang dalam memaknai kematian maka ia akan mudah mengerti bagaimana cara menghadapi kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun