Mohon tunggu...
Ferry Fitrianto
Ferry Fitrianto Mohon Tunggu... Lainnya - penulis di beberapa media

IG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Makna Qurban dan Korban Dua Hal yang Berbeda

18 Oktober 2022   08:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah umat Islam merayakan hari berbahagianya yaitu hari raya Idul Adha. Hari raya Idul Adha merupakan hari raya ke dua bagi umat Muslim setelah sebelunya merayakan Idul Fitri. Hari raya Idul Fitri identik dengan baju baru dan ajang silaturahmi kepada sanak saudara. Sedangkan Idul Adha sendiri identik dengan penyembelihan hewan korban seperti sapi, kambing, dan unta.

Dalam sejarhnya Idul Adha itu sudah ada sejak ribuan tahun lalu yaitu ketika Nabi Ibrahim bermimpi memperoleh wahyu dari Allah untuk menyembelih putra semata wayangnya Ismail, maka Ibrahimpun membenarkan mimpi tersebut, dan dengan segera dia mengabarkan mimpinya itu kepada putranya Ismail, mendengar apa yang dituturkan ayahnya, bahwa itu merupakan perintah dari Allah maka Ismail dengan segera mengamini ucapan Nabi Ibrahim, dia rela untuk disembelih demi mentaati perintah Allah dan kisahnya ini diabadikan dalam kitab suci Al-Qur'an. 

Namun disaat Ibrahim akan mengeksekusi Ismail tiba-tiba ada kambing diatas tubuh Ismail, maka Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih kambing tersebut. Allah hanya ingin menguji ketaatan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan Ismail.

Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut pada akhirnya membentuk sebuah syari'at yang kemudian banyak diikuti oleh orang-orang setelahnya khususnya bagi pengikut ajaran monoteisme. 

Namun yang dikorbankan bukan lagi manusia akan tetapi sebagai gantinya yaitu hewan seperti kambing, kerbau, sapi, dan unta. Ibadan Korban merupakan ibadah tahunan yang berbarengan dengan ritual acara haji. Di bulan Dzulhijjah umat Muslm tidak hanya merayakan Idul Adha tapi mereka juga melaksanakan ibadah haji tentunya bagi mereka yang mampu. Jadi korban dan haji menjadi suatu rangkaian yang tidak terpisahkan.

Filosofi berkorban merupakan suatu uswah yang diajarkan Nabi Ibrahim, namun disamping itu munculah pertanyaan-pertanyaan yang urgen dan patut untuk diajukan yaitu sebenarnya apa yang dikurbankan? Dimanakah letak posisi korban itu dilangsungkan? 

Di ujung puncak pengorbanan itu, apa yang dia lihat? Dalam banyak literatur sejarah agama monoteistik pada umumnya dinyatakan bahwa yang di korbankan oleh Nabi Ibrahim itu adalah putranya Ismail. 

Dalam konteks histori jawaban tersebut memang sepenuhnya tidak salah, akan tetapi dalam ikhtiar untuk mengimplementasikan transendensi jawaban seperti itu maka akan terasa hambar, kurang lengkap dan juga kurang mengena. Sebab dalam peristiwa itu, posisi Ismail dihadapan Allah merupakan lambang yang menuntut manusia agar terus menggali kedalaman maknanya.

Dari sini makna dan filosofi korban menjadi nyata, bukan karena mengorbakan sesuatu diluar diri kita, sepeti hewan ataupun kekayaan dan lain sebagainya. Rasa hasrat, obsesi, ataupun kecintaan kita harus berorientasi kepada Allah, bahkan kecintaan kita pada diri sendiripun harus rela dikurbankan.

 Berkorban dalam hal ini Ibrahin dan Ismail yaitu merelakan dua hal sekaligus untuk dilepaskana. Itulah bentuk kedahsyatan dari iman, yaitu berhijrah dari kefanaan dan kenisbian menuju sesuatau yang tak berbilang.

Dengan cara pandang yang seperti ini kita dapat dengan mudah mengetahui bahwa musuh yang paling akut untuk berkorban selama ini adalah ego pribadi kita yang sempit dan picik. Saya membayangkan bagaimana misalnya Ibrahim dan Ismail tidak tulus dalam berkorban, pasti tentu saja Allah tidak akan turun tangan untuk mengganti Ismail dengan seekor kambing., dan dengan segera pula Ibrahim akan dicoret dari daftar ke-nabian. 

Namun keduanya tulus dengan penuh keikhlasan sehingga keduanya digolongkan masuk ke dalam golongan orang-orang shalih. Kira-kira apakah yang unik dan ajaib dari peristiwa korban itu? Jawabanya tentu saja bukan Ismail digantikan dengan seekor kambing oleh Allah, akan tetapi kesediannya Ibrahim dan Ismail untuk mentaati perintah Allah.

Ibadah korban tidak hanya sebagai ritual yang memiliki aksese vertical namun juga memiliki akses horizontal artinya ada hubungannya antara Tuhan dan Manusia. Dalam konteks sosial ibadah korban merupakan suatu realisasi dari usaha yang memiliki nilai kemanusiaan dan bersifat universal. 

Ketika korban teraktualisasikan seperti diatas maka sesungguhnya yang terjadi ''Sepotong sabda Tuhan yang menyejarah'' dalam istilahnya Goenawan Mohamad. Sejarah tentunya memiliki variasi nilai, makna, dan aplikasi, hal ini boleh-boleh saja selama masih berpijak pada sabda Tuhan dan tidak mengada-ada sesuai dengan kepentingannya sehingga menjadi tafsir yang liar.

Di tengah kondisi seperti ini korban bukan lagi upaya mempertautkan diri dengan Sang Pencipta. Tetapi sudah seharusnya bergesar implikasinya dari berbagai tindakan bengis dan destruktif. 

Dalam hal ini korban tidak dapat diidentifikasikan dengan kata qurban atau dalam istilah inggrisnya sacrifice, namun sebutan lain dari victim atau kekonyolan dan kesia-siaan. 

Maka antara korban sama dengan qurban dalam bentuk victim jelas tidak sama dan diantara keduanya terjadi kontradiksi nilai. Korban dalam makna victim tidak hanya terbatas pada onta, sapi, kerbau, kambing, dan domba, namun juga acapkali berupa manusia atau juga makhluk lainnya. 

Misalnya banyak orang mati di daerah Ambon karena menjadi korban dari kebengisan teroris. Korban dalam pengertiannya suram dan tentunya lahir dari kebencian, tidak lahir dari kasih sayang pada Tuhan dan kemanusiaan. Istilah korban selalu berkonotasi negative karena pihaknya selalu dirugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun