Al-Qur'an merupakan wahyu Allah Swt yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. al-Qur'an menjadi pedoman dan sumber hukum utama bagi umat islam, banyak diantara umat islam yang mengamalkan terutama membacanya karena membaca saja sudah mendapat pahala yang besar dari Allah Swt terlebih lagi mau mengamalkan kandungan isinya.
al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang dikenal sebagai malam Nuzulul Qur'an. pada malam turunnya al-Qur'an umat islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan membaca al-Qur'an.
Rasulullah Saw mendapatkan wahyu pertama pada usia 40 tahunan. ayat yang pertama kali turun yaitu perintah untuk membaca ''Iqra''. padal kita tahu bahwa Raulullah seorang ummi yang tidak tahu baca tulis lalu mengapa Allah memerintahkannya untuk membaca, ternyata yang dimaksud bukan membaca pesan yang terlulis dalam teks tapi perintah membaca situasi dan kondisi masyarakat jahiliah Arab.Maka Rasulullah mendapatkan perintah untuk memperbaiki akhlak dan akiqah masyarakat Arab sebagaimana termaktub dalam sabdanya ''Sesungguhnya aku diutus agar supaya aku memperbaiki akhlak''.
selama ini Al-Qur'an telah dijaga melalui tradisi hafalan di Indonesiapun tak terhitung jumlahnya yang menjadi penghafal Al-Qur'an. sehingga Al-Qur'an selama 14 abad tetap terjaga keotentikannya. meski kita tahu bahwa pada abad 18 ada beberapa rombongan orientalis yang ingin mencari kelemahan dan kesalahan Al-Qur'an tapi tidak ada satupun orientalis yang berhasil merusak keotentikan Al-Qur'an semua argumen para orientalis tidak terbukti.
kita perlu bersahabat dengan Al-Qur'an sebagaimana pesan Almarhum Buya Syafi'i Ma'arif jika kita ingin bersahabat dengan Al-Qur'an maka syaratnya yatu kita harus punya ''qalbun salim wa aqlun shahih'' yaitu hati yang selamat dan akal yang sehat. umat islam jika ingin bersahabat dengan Al-Qur'an maka setidaknya harus mampu memiliki akal sehat dan hati yang selamat. jika akal dan hati seseorang masih kotor dan penuh kebencian maka Al-Qur'an enggan bersahabat dengannya dan pada akhirnya mereka menyelewengkan ayat-ayat Al-Qur'an. orang yang jiwa dan pikirannya bersih maka akan memiliki energi postif dan penuh kasih sayang pada sesama manusia.
jadi bila Al-Qur'an berada ditangan orang yang akal dan hatinya sehat maka akan memberikan konsep-konsep kunci untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan sepanjang masa. sebaliknya jika Al-Qur'an berada ditangan orang bodoh dan buta akal pikiran serta hatinya maka akan menimbulkan malapetaka besar. al-Qur'an hanya mau bersahabat dengan mereka yang berhati suci dan berpikiran waras.
Bagi Buya Syafi'i Al-Qur'an tidak hanya berhenti di tenggorokan namun juga perlu memahami isinya agar Al-Qur'an dapat membumi dan dipahami oleh banyak orang. al-Qur'an menjadi tidak ada fungsinya bila tidak diamalkan isinya sehingga menjadi sebatas bacaan belaka. maka dalam memahami Al-Qur'an harus selalu dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. apa yang dikatakan oleh mufasir klasik belum tentu relevan untuk masa kini maka perlu yang namanya penafsiran ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H