Mohon tunggu...
ferry JosuaSimanullang
ferry JosuaSimanullang Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

hobby mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Bertoleransi di Kampung Toleransi

26 Oktober 2022   07:41 Diperbarui: 26 Oktober 2022   07:55 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung toleransi yang berada digang luna, kelurahan Jamika, kecamatan Bojong Loa Kaler. Kampung ini memiliki ciri yaitu berdirinya berbagai rumah ibadah yang berbeda. Terdapat 4 gereja yaitu Pantekosta, Rehoboth Ebenezer, jemaat kristus, dan beteshdah. 4 wihara yakni terang hati, aman,  yasodhara, dan ratnapani. Dan 2 masjid Al amin dan Al asror. Meskipun demikian tidak ada bentrok antar agama disana.

Kampung ini diresmikan pada 20 agustus 2017 oleh wali kota bandung yang menjabat saat itu yang menjawab adalah ridwan kamil. ridwan kamil turut menandatangani. Sikap rukun beragama ini sudah ada sebelum pendeklarasian sebagai kampung toleransi.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Pada sabtu 23 oktober 2022 kampung toleransi mengadakan festival. Acara festival biasa dilakukan setahun sekali. namun sebelum festival dimulai para warga yang berada dalam kampung itu beserta para pendatang melakukan jalan sehat. 

Jalan sehat ini mengelilingi alun alun kota bandung. para peserta jalan sehat semangat dalam menjalani jalan sehat. Setelah selesai jalan sehat maka dilakukan festival.  

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dalam acara festival ini terdiri dari beberapa acara yaitu kata sambutan oleh para pengurus setempat, juga acara lain seperti nyanyi yang dibawakan oleh para paduan suara serta acara nyanyi yang dilakukan oleh bagi siapapun yang ingin menyumbangkan suaranya, tidak lupa ada acara lain yaitu dor prize. Acara dor prize adalah acara yang paling ditunggu tunggu dalam acara ini mendapatkan hadiah dengan diundi.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

 

Kami para mahasiswa program pertukaran mahasiswa merdeka melakukan wawancara kepada beberapa para pengurus kampung toleransi. Kesimpulan dari wawancara tersebut bahwa hidup bertoleransi telah ada sejak zaman dahulu dikampung tersebut dari nenek moyang turun sampai sekarang. Bahkan jika ada acara pada agama tertentu para warga juga turut ikut merayakan. Mereka yakin Tuhan itu satu namun cara atau jalannya saja yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun