Mohon tunggu...
Ferry
Ferry Mohon Tunggu... Freelancer - Likes to chew things with the mind

Hobby writes about everything

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kepala Donald Trump Berharga 1 Triliun

9 Januari 2020   08:55 Diperbarui: 9 Januari 2020   09:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Demi menjaga kedaulatan Iran, saat ini pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Mempersiapkan pasukannya dan rakyatnya untuk selalu berada siap siaga pada level satu. Dimana ketika Iran membalas serangan ke pangkalan militer Amerika yang berada di Baghdah, Irak. (Seperti dilansir AFP, Rabu (8/1/2020).

Untuk mengingatkan kepada seluruh rakyat Iran, Pemerintah Iran mengibarkan bendera merah yang menandakan syarat perang dan selalu dalam keadaan siaga dalam kemungkinan serangan Amerika ke Iran. (Jum'at, 03 Januari 2020).

Dalam siaran resmi Pemerintah Iran menyiarkan akan memberi hadiah bagi siapa saja yang mampu membunuh Donald Trump sekitar 1 Triliun untuk sebuah Kepala Donal Trump. 

Untuk memperoleh uang sebesar 1 Triliun ini, Pemerintah Iran memperhitungkan dari setiap warga Iran. Dimana warga Iran yang berkisar 80 juta akan dikenakan biaya untuk bisa mengumpulkan uang sejumlah tersebut. Dan warga Iran merasa tidak keberatan demi menjaga kedaulatan negaranya dari rongrongan negara luar, Amerika Serikat.

Pemerintah Iranpun akan menargetkan Gedung Putih sebagai serangan jika perang anatar Iran dan Amerika benar terjadi. Ini sebagai balasan terbunuhnya komandan Garda Nasional Iran, Jenderal Qassem Soleimani. Hal ini disampaikan oleh Parlemen Iran pada o5 Januari 2020. 

 Jenderal Qassem Soleimani diketahui terbunuh saat akan meninggalkan bandara Internasional Bahgdad, Irak (Kamis, 02 Januari 2020). Kematian  Jenderal Qassem Soleimani disebabkab oleh rudal drone yang dilancarkan oleh Amerika Serikat atas perintah Donald Trump.

Hal inilah yang memicu kemarahan Iran, karena serangan kepada komandan tertinggi Garda Nasional Iran ini pastilah sesuatu yang sudah direncanakan dan diperhitungkan oleh Amerika Serikat. Provokasi Amerika Serikat inipun yang memicu serangan rudal Iran ke pangkalan militer Amerika yang ada di Baghdad, Irak. 

Tapi di Amerika Serikat sendiri banyak warganya yang tidak mendukung atas tindakan negaranya (Presiden Donald Trump). Karena warga Amerika memperkirakan jika perang terjadi antara Iran-Amerika. Pasti secara langsung akan banyak memakan korban jiwa dari pihak warga Amerika yang akan bertugas ke medan perang. Akan banyak warga Amerika yang akan menjadi anak yatim piatu, janda dan kesedihan orang tua yang kehilangan anaknya.

Karena perang Iran-Amerika bukanlah perang seperti Irak-Amerika. Perang Iran-Amerika akan juga melibatkan negara lain yang menjadi sekutu bagi negara Iran. Hal inilah yang dikhawatirkan perang tidak akan kunjung selesai. Tidak seperti saat Amerika menyerang Irak, saat itu Irak tidak memiliki negara sekutu yang turut membantu Irak dalam mempertahankan negaranya dari invasi pasukan Amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun