Mohon tunggu...
Ferry
Ferry Mohon Tunggu... Freelancer - Likes to chew things with the mind

Hobby writes about everything

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih Pintar Anak Zaman Old atau Anak Zaman Now?

25 Desember 2019   17:48 Diperbarui: 25 Desember 2019   18:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang tua siapa yang tidak menginginkan anaknya memperoleh ranking kelas di sekolahnya. Pastilah semua orang tua bangga jika anak mampu menjadi juara atau memperoleh ranking di sekolahnya. Dan akan memuji dan membanggakan anaknya kepada keluaga, teman dan kerabat lainnya. 

Dengan rasa bangga, pastilah menceritakan tentang anaknya yang mampu menjadi yang terbaik di kelasnya. 

Tapi apakah benar begitu?

Kalau dilihat secara seksama, apakah kualitas anak didik sekarang lebih baik dari anak didik di zaman anak dulu. Dalam pemikiran yang berimbang, pastilah jawabannya tergantung dari sisi mana melihatnya. 

Pada pelajaran dulu, anak sekolah dasar pertama di awal membaca masih mengeja "Ini Budi", Ini Ibu Budi", Ini Bapak Budi". Tapi tidak di zaman millineal sekarang. Anak zaman now sudah harus dituntut ketika menduduki sekolah dasar pertama, sudah harus bisa mengenal huruf dan dan membaca walau terbata-bata. Tidak ada lagi yang namanya mengeja.

Why?

Zaman sudah berubah, teknologi semakin maju. Anak sekarang sudah melihat dunia luar hanya dari sebuah alat segi empat. Yang cara kerjanya tinggal pijit dan klik. Semua sudah bisa dilihat. Tidak zaman dahulu, masih bisa ada namanya anak kampungan, udik dan katrok.

Zaman sekarang, sudah tidak bisa lagi ada sebutan anak desa dan anak kota. Karena semua sudah bisa memperoleh informasi yang sama. Tidak saat zaman old. 

Anak desa sudah mampu mendapat pengetahuan yang sama seperti anak dikota. Malah sekarang anak desa mampu membuktikan mereka sudah mampu bermanuver melebihi anak kota.

Semua informasi sudah bisa begitu gampang di dapat, buku pelajaran pun sudah bisa tidak perlu lagi banyak dibeli. Tinggal lihat internet....sudah banyak buku pelajaran segala terbitan dalam bentuk PDF. Ada PR (pekerjaan rumah) tinggal lihat internet. Ada tugas tambahan tinggal lihat internet. Print beres.

Tambah pintar....apa tidak, anak zaman Now sudah bisa memperoleh informasi begitu gampang. Tidak zaman dahulu kalau ada PR dan tugas sekolah lainnya. Harus buka banyak macam buku, macam terbitan dan berbagai sumber. Perpustakaan pun ada manfaatnya. Sekarang, mungkin saja perpustakan sudah tinggal nama. Yang semua harus dicari dengan susah payah. Ada tugas kelompok, yang harus diketik menggunakan mesin tik. 

Sekarang buka internet...copy paste....and print. Pemilik warnet tambah pinter, soalnya dia yang mencarikan tugas dan menyelesaikan. Anak sekolah tinggal terima beres. Jilid...besok kumpulkan.

Hal ini yang menjadi dilema, kemudahan terkadang membuat generasi muda akan terlena dan membiarkan dirinya terlena dengan segala kemudahan yang begitu gampang diperoleh. Semua informasi sudah begitu mudah didapat. Hal hasil usahapun menjadi lebih kendur. 

Inilah yang diperoleh anak sekolah di zaman Now, tidak perlu bersusah payah lagi jika mendapat tugas dari sekolah. Hanya dengan membayar, tugas sekolahpun selesai. 

Bayangkan tugas sekolah pada anak zaman old harus bersusah payah untuk menyelesaikannya, karena harus mencari banyak sumber agar bisa menyelesaikan tugasnya.

Kekhawatiran inilah yang membuat dilema di hati, takutnya anak sekarang bisa saja lebih pintar tapi kurang usaha, akhirnya kreativitas pun hilang.

Indonesia banyak memiliki orang pintar, tapi minim kreativitas. Pintar belum tentu kreatif....tapi dipastikan orang yang kreatif pasti memiliki kepintaran di atas rata-rata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun