Ada baiknya, jika memang belum mengerti langsung ditanyakan kepada testernya sebelum ada aba-aba tes dimulai. Malu bertanya, tersesat di jalan, tapi dalam hal ini, malu bertanya, dipastikan gagal. Seperti pengalaman beberapa waktu lalu. Instruksinya jelas kita harus mengerjakan semua soal diantara 2 Â pilihan jawaban. Jawaban yang kita pilih dilingkari dan semua nomor jawaban tidak boleh ada yang kosong, karena jika ada yang kosong tidak bisa dikoreksi, alias gagal.
Kurang tahu ibu itu tidak mengerti instruksi atau bagaimana, ibu tersebut melingkari semua pilihan jawaban yang ada di kertas jawaban. Tentu saja ini salah besar dan tidak bisa dikoreksi, alias gagal. Inilah yang akan terjadi jika tidak tahu tapi sok tahu.
[caption id="attachment_164068" align="aligncenter" width="590" caption="Kraeplin Test (Dok. Ferry Silitonga)"]
Beberapa tes yang membutuhkan perhatian ekstra terkait dengan instruksi yang cukup rumit, antara lain Tes Papi, Tes Pauli, Tes Kraeplin, CFIT, TIU, dan lain-lain.
Keempat, ikuti petunjuk penulisan jawaban. Yang keempat ini sekedar saran dari aku saja karena tidak semua tester memberitahukannya, mungkin lupa atau alasan lainnya. Jika ada sebuah tes kita disuruh menuliskan jawaban, dalam bentuk pilihan A, B, C dst maka tulislah dalam huruf besar atau kapital biarpun pilihan jawabannya sendiri berbentuk huruf kecil. Ini sangat berpengaruh ketika melakukan scoring atau koreksi tes. Biasanya kita akan susah membedakan huruf 'e' kecil dengan 'c' kecil, huruf 'd' kecil dengan 'a'. Jadi untuk mengatasinya, gunukan selalu huruf kapital.
Untuk pilihan jawaban berbentuk angka juga sama. Antara angka '4' dan '9', '1' dan '7', '6' dan '8', '0' dan '8' terkadang susah dibedakan. Jadi tuliskan dengan terang dan jelas jika tidak ingin disalahkan kerena tidak jelas. Kejadian seperti ini sering kali terjadi, jadi jangan salahkan pengkoreksi jika pada akhirnya disalahkan kerena tidak jelas. Padahal 1 poin saja hilang, sudah bisa mempengaruhi tingkatan IQ jika telah diberi norma.
Demikian tulisan ini, rindu menulis tentang psikologi dan psikotes. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H