Sebagai pendiri dan CEO dari PT Teknologi Informatika Solusindo atau yang lebih dikenal dengan Teins (Tesindo) yang bergerak di bidang IT, banyak yang belum mengetahui sosok dari Chairul Anwar, S.Kom., M.Kom.
Ya, Chairul merupakan sosok pria biasa yang hidup di Desa Gunung Sindur, yang kemudian dengan kegigihannya dalam menempuh pendidikan akhirnya mampu mendirikan perusahan teknologi informasi berbasis AI.
"Saya hanya seorang biasa yang hidup di Desa Gunung Sindur, hidup dengan keterbatasan dan bukan termasuk orang-orang pintar di dunia pendidikan. Tapi saya memiliki motivasi dan semangat yang melebihi orang lain tak punya. Saya ingin sekali memliki usaha yang mampu bersaing di internasional atau di dunia pada dunia teknologi," ujar Chairul kepada awak media, Minggu (17/12/2023).
Singkat cerita, motivasi Chairul dalam membangun bisnis IT-nya yaitu ingin membantu orang kecil. Pernah, dirinya dimintai tolong dari seorang ibu yang ingin anaknya cepat bekerja setelah lulus dari sekolah. Saat itu, sang anak, tidak lolos dalam ujian psikotes karena fresh graduate.
"Singkat cerita saat itu ada ibu-ibu yang tak dikenal nanya ke saya mas kerja dimana? Saya bilang kerja di PT XXX bu. Kenapa bu? Bisa bantu saya tidak mas? Anak saya sampai saat ini belum bekerja dan gagal masuk kerja dikarenakan tidak lolos test. Dalam hati saya pasti tidak lulus psikotes dan tidak ada pengalaman karena freshgraduate," kenangnya mengisahkan.
"Dari situ saya berfikir di saat ada seorang yang minta tolong ke saya minta  perkerjaan di situ saya tidak bisa membantu apa-apa karena disaat itu saya hanya seorang pegawai swasta yang tidak memiliki power atau kewewenangan. Makanya dari awal itu juga saya ingin membangun usaha kecil-kecilan sebagai kaya komunitas pembuatan aplikasi web dan mobile pada tahun 2015-an dan diresmikan secara legal pada tahun 2023 ini," tuturnya menambahkan," tuturnya menambahkan.
Suami dari Lutpiyah Nur Rahayu ini melanjutkan, kesulitan dalam membangun bisnis pertama dirinya binggung harus memulai darimana, seperti apa bisnisnya dan faktor utama yaitu modal usaha.
"Makanya saya memutuskan untuk berusaha di bidang jasa IT yang tidak menggunakan modal hanya menggunakan kemampuan dan pengetahuan saja di bidang IT. Dan, dalam pengembangan AI itu biayanya yang relatif mahal, kurangnya tenaga terampil, data yang tidak memadai, ketidakpastian hukum dan etika, kompleksitas pengembangan dan implementasi dan persaingan yang sengit oleh perusahaan basar bidang Teknologi informasi," jelasnya.
AI di Indonesia Alami Pertumbuhan Positif
Ayah dari Shankara Gumilar Al Anwar dan Jourell Baizhan Al Anwar ini menilai perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air terus mengalami pertumbuhan yang positif. Meskipun Chairul tidak memiliki informasi terkini atau data yang detail setelah 2023 ini.
"Meskipun ada kemajuan yang signifikan, masih ada beberapa tantangan seperti kekurangan IT di Indonesia seperti, tenaga kerja terampil, kebutuhan akan regulasi yang lebih jelas, dan kekhawatiran tentang keamanan data. Penting untuk terus mengamati perkembangan terkini, dan kolaborasi antara pemerintah, sektor bisnis, dan lembaga pendidikan akan memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di bidang AI di Indonesia," paparnya.